Sabtu, 05 Desember 2009

Pentingnya memahami multiple inteligence dan karakter anak


Fingerprint Test dan Karakter

Seorang ibu datang dan menceritakan tentang sikap guru anaknya dalam memberikan pelajaran yang dipandangnya keliru. Siang itu, Daniel pulang sambil menggerutu karena salah satu soal yang dijawabnya disalahkan oleh gurunya. “ Daniel, kamu ada apa?” tanya ibunya. “Ma, aku tadi jawabnya benar tapi disalahkan”, katanya. “ Bunga sepatu kita, kan warnanya kuning ya ma?” ia bertanya sambil menggerutu. “ Ya, warnanya memang kuning, memangnya ada apa?” tanya ibunya penuh heran. “ kuning itu yellow kan ma?”. “Benar , .... lalu kenapa?” ibunya tambah heran. Aku tadi menjawab yellow tapi disalahkan sama bu guru. Katanya bu guru, bunga sepatu itu warnanya merah bukan kuning. Ibunya terdiam dan perasaannya berkecamuk, tidak terima bila penjelasan gurunya bahwa bunga sepatu itu warnanya merah. “Mungkin bu guru belum tahu kalau ada bunga sepatu berwarna kuning,” jawab ibunya untuk menenangkan pikiran yang ada dalam benak anaknya. “ Aku sudah beritahu kalau, di rumah aku punya bunga sepatu yang warnanya kuning”. Si ibu terdiam.....?????

Pembaca yang budiman, tentunya anda pernah mengalami atau mengetahui adanya kasus yang demikian. Hal ini bisa saja terjadi manakala Daniel adalah seorang anak dengan reasoning potential yang tinggi. Ia memiliki kecenderungan untuk melakukan analisa dan tak mudah percaya bila informasi yang disampaikan kepadanya sulit diterima oleh logika berpikirnya.

Disamping peringkat inteligensinya, Kami juga perlu melakukan analisis berdasarkan karakter, hal ini dikarenakan si anak menanyakan berulang kali. Daniel adalah seorang anak yang memiliki keberanian untuk bertanya bila ada sesuatu yang kurang pas dengan pertimbangannya. Namun ada anak yang memiliki karakter sebaliknya dimana ia cenderung diam dan berbicara pada dirinya bahwa pendapatnya tak salah. Anak tipe ini cenderung mengalah dan seringkali memendam apa yang tak disetujuinya, terutama bila ia seorang anak yang tertutup ( intrapersonal intelegencenya jauh melebihi kecerdasan dia dalam berelasi dengan orang lain ). Tanda gejalanya dapat diketahui dari perkataannya yang sering disampaikannya, yaitu : “aku enggak tahu ma”, “Lupa”, atau “ biasa aja ma, seperti yang sudah2 kog”.

Mengetahui peringkat multiple inteligence anak belumlah cukup bila kita tidak mengetahui karakter anak. Bagi Daniel jawaban ibunya yang kurang memuaskannya akan berdampak pada tindakan lanjutan yang ia ingin lakukan. Oleh karena itu kami sarankan pada orang tua untuk mengkomunikasikan pada gurunya tentang karakter anaknya tersebut. Hal ini disebabkan, Daniel tak akan pernah mau berhenti, sampai jawaban yang diajukannya diterima. Dikhawatirkan terjadi pembunuhan atau pelemahan karakter bawaannya sehingga ia cenderung menjadi anak yang penurut, pendiam dan memiliki daya juang yang lemah alias mudah menyerah.

Dalam session konsultasi, ada juga seorang anak yang telah menempuh jenjang pendidikan D3 Perhotelan, ia menjadi anak yang manis didepan orang tuanya. Ia duduk dengan menangkupkan kedua tangannya diantara kedua pahanya, sebagai suatu sinyal bahwa anak merasa tertekan. Manakala kami tanyakan bagaimana sikap ia ketika menonton TV, makan, mandi, bangun dari tidurnya.... ternyata semua gejala menandakan ia cenderung lamban dalam melakukan tindakan. Oleh karena itu kami juga mengujinya dengan sebuah pertanyaan perkalian untuk kelas 4 SD, yaitu 7 x 8, tetapi setelah 3 kali ditanyakan baru ia bisa menemukan jawabannya.

Sesungguhnya ia seorang anak dengan karakter tidak bisa disuruh, tetapi jauh lebih baik dengan mengemukakan alternatif tindakan dan konsekuensinya. Karena anak ini seorang anak yang bisa memotivasi dirinya sendiri. Manakala ia disuruh melakukan, bila hasilnya kurang memuaskan maka ia cenderung menyalahkan yang memberinya perintah. Berdasar cerita ringkas tersebut, tentunya penting diketahui bahwa setiap anak memiliki karakter yang berbeda dan kita perlu memberikan tindakan sesuai juga dengan karakternya. Memahami karakter anak sejak dini, memudahkan orang tua untuk dapat mengidentifikasi tentang perkembangan anaknya. Adanya penyimpangan perilaku dapat diketahui dengan membandingkan informasi karakter yang didapatkan dari fingerprint test. Oleh karena itu hendaknya para orang tua dapat mengambil langkah yang tepat dalam memilih fingerprint test. Tips tentang memilih fingerprint test, kami sampaikan pada tulisan kami lainnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan bahwa fingerprint test mampu mengungkap karakter individu yang cukup berperan dalam pengembangan dirinya.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi.Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution

Tidak ada komentar:

Posting Komentar