Senin, 21 Mei 2012

Kecerdasan Imajinasi Vs Kecerdasan Logika




Seorang individu yang memiliki kecerdasan logika tinggi akan menghubungkan suatu kejadian dengan kejadian yang lain secara logikanya. Misalnya saja pada saat dalam perjalanan tersebar kertas berwarna kuning dengan jumlah yang cukup banyak. Individu dengan logika tinggi akan berpikir dengan tersebarnya kertas-kertas tersebut mengindikasikan telah terjadi sesuatu. Individu tipe ini akan mencari tahu apa penyebab hal itu terjadi dan apabila sudah mengetahuinya maka ia akan mencari tahu untuk apa itu dilakukan.
Sedangkan bagi individu yang memiliki kecerdasan imajinasi berpendapat lain, ia tidak akan melihat kaitan kejadian melainkan lebih pada sisi lainnya misalkan kehilangan benda. Dengan tersebarnya kertas-kertas kuning tersebut ia beranggapan bahwa bisa saja kertas-kertas itu merupakan hasil prakarya / kerajinan tangan seorang anak yang tercecer di jalanan. Bisa pula bahan untuk membuat suatu kerajinan sehingga apabila kertas-kertas tersebut tidak ada maka kerajinan tangan tidak dapat di buat. “ kasihan.....”

Dari kedua ilustrasi diatas di gambarkan bahwa setiap individu memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda sehingga dengan satu kejadian yang sama informasi yang diterima akan menjadi berbeda dan pendapat yang disampaikan juga pasti akan berbeda. Bayangkan apabila kita tidak memahami diri kita maupun orang lain maka hal kecil saja bisa menjadi suatu hal yang besar terkadang sampai memicu pertengkaran.
Alangkah indahnya apabila kita bisa saling memahami setiap diri individu sehingga dalam kehidupan akan tercipta damai. Dengan mengetahui hal tersebut sangat membantu kita untuk dapat menerima informasi atau pendapat orang lain.

Fingerprint test dapat mengetahui peringkat kecerdasan sehingga bermanfaat dalam melakukan sosialisasi di lingkungan. Bermanfaat juga untuk mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak kita agar dalam kehidupan kedepannya menjadi lebih baik dan optimal.

Salam Sukses Selalu
Olsa Desiastu, S.Psi.
Senior Konsultan Smart Business Solution

Rabu, 09 Mei 2012

Memahami Learning Style

Anak : Ma....tadi aku d marahi pak guru
Ibu : lho kenapa nak
Anak : Iya, ma td pak guru tanya, shof sholat di bagian mana yang punya pahala lebih besar.
Ibu : oh..trus adik jawab apa?
Anak : Ya terserah dimana aja kan sama aja yang penting sholat
Ibu : Adik jawab seperti itu. (Dengan kebingungan)
Anak : Iya dong...

Dari percakapan diatas, ibu tersebut datang kepada kami dan menyampaikan kebingungannya. Beliau tidak bisa menjelaskan kepada putrinya, beliau sendiri merasa pendapat putrinya ada benarnya juga tapi dia juga tidak bisamembenarkan pendapat putrinya. Ia tahu bahwa putrinya tidak mudah untuk diberikan penjelasan.

Setelah mendengar cerita si ibu maka kami mengajak beliau untuk melihat hasil dari tes fingerprint putrinya. Disana kami tunjukkan pada beliau bahwa;

1. Putrinya memiliki kecerdasan logika pada level 1 dan kecerdasan verbal pada level 2. Individu yang memiliki dua kecerdasan ini pada level tinggi tergolong individu yang mampu memahami sesuatu dengan cepat dan memiliki kemampuan logika yang baik sehingga ia tidak mudah untuk menerima penjelasan yang menurut logikanya tidak bisa diterima.

2. Kemudian kami mengajak ibu tersebut untuk melihat bagaimana gaya belajarnya, ternyata individu memiliki gaya belajar Enlightening. Dengan gaya belajar yang dimilikinya, dalam memahami sesuatu individu perlu di berikan beberapa contoh nyata yang terjadi dalam keseharian. Dengan contoh-contoh tersebut maka ia mampu menangkap apa makna yang terdapat dari hal yang disampaikan.

Si ibu juga menyampaikan bahwa kalau diberitahu putrinya tersebut pasti bilang “mama ini yach marah-marah terus”. Padahal si ibu tidak marah hanya suaranya sedikit keras.

Individu dengan tipe karakter seperti ini harus diberikan contoh yang banyak sehingga tidak menganggap 1 keadaan mewakili setiap keadaan. Contohnya suara keras = marah. Kita dapat berikan contoh misalkan ada seorang anak hendak menyebrang jalan, dia sudah melihat ke kanan-kiri dan keadaan jalan sepi maka menyebranglah dia, namun tiba-tiba ada mobil yang hendak lewat dengan kecepatan tinggi maka mama berteriak memanggil-manggil anak tersebut. Apakah itu mama marah?.
Atau bisa juga diberikan contoh bahwa orang yang tinggal di kota dan di tepi pantai kalau ngomong keras yang mana. Pasti lebih keras yang dipantai karena mereka bersaing dengan suara ombak.

Dengan contoh-contoh tersebut diharapkan bisa membuat anak menjadi lebih memahaminya.
Dengan memahami cara dan gaya belajar setiap individu secara cepat dan tepat sangat membantu orang tua dalam mengarahkan maupun menegur individu. Orang tua membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat sehingga memiliki banyak kesempatan untuk mengambangkan potensi yang ada.
Melalui fingerprint test mampu menggali dan mengembangkan potensi dasar setiap individu dengan waktu yang relatif lebih cepat dan hasil yang diharapkan menjadi lebih optimal.

Salam Sukses Selalu
Olsa Desiastu, S.Psi.
Senior Konsultan Smart Business Solution