Dengan semakin banyaknya penawaran fingerprint test untuk mengungkap
bakat-potensi individu, maka kita perlu berhati-hati dalam memilih
fingerprint test yang tepat. Perlu diketahui bahwa hasil fingerprint
test itu berbeda antara satu provider dengan provider lainnya. Kami
sendiri telah berulang kali mendapatkan permintaan untuk melakukan
fingerprint test ulang ketika orang tua memandang ada kejanggalan
penjelasan yang diberikan pada saat konsultasi. Sungguh sangat
menyesatkan bila terjadi kesalahan dalam identifikasi atas bakat anak
yang akan beresiko dalam pengembangan anak selanjutnya.
Dalam setiap kami memberikan konsultasi hasil fingerprint test, maka
kami selalu melakukan evaluasi gejala kecerdasan yang terjadi pada anak
untuk menambah keyakinan atas hasil fingerprint test. Bahkan manakala
kami diminta membacakan hasil dari fingerprint test lain (kompetitor)
dengan menyebutkan gejala kecerdasan pada perilaku nyata sang anak atau
testee, mereka meminta untuk diadakan fingerprint test ulang dan”
Hasilnya berbeda”. Oleh karena itu kami selalu sarankan untuk melihat
gejala kecerdasan anak, agar dapat melihat tingkat akurasi hasil
fingerprint test. Dalam
konsultasi, kami memberikan contoh-contoh gejala kecerdasan yang
ditampakkan anak selama proses konsultasi agar orang tua menjadi paham
dan tahu apa yang perlu untuk dilakukan dalam pengembangannya. (baca
tulisan lain dalam artikel blog ini).
Langkah yang sangat bijak bila orang tua yang ingin mendapatkan hasil
fingerprint test atas putranya, terlebih dahulu untuk meminta dibacakan
karakter dirinya sendiri. Orang tua dapat menanyakan pada analys
fingerprint tentang karakter dirinya untuk meyakinkan ia berhadapan
dengan analys yang memang mampu membaca sidik jari. Analys akan meminta
orang tua untuk melihat ke 10 jarinya dan memberikan penjelasan tentang
karakter dari orang tua. Melalui tindakan ini maka orang tua akan
menyadari tentang akurasi dan perlunya melakukan identifikasi potensi
kecerdasan anak sejak dini sehingga akan memiliki banyak peluang untuk
melatih dan mengembangkan potensi anak.
Hindari mengikut sertakan anak dalam mengikuti test analisa potensi
kecerdasan melalui sidik jari. Banyak orang tua yang melaporkan bahwa
anaknya diikut sertakan dalam tes sidik jari karena anjuran dari pihak
institusi tempat si anak belajar. Sebaiknya orang tua memahami terlebih
dahulu tentang akurasi informasi dalam identifikasi tersebut dan
mempelajari contoh hasil laporan fingerprint testnya. Kemudian melakukan
konsultasi atau konfirmasi pada sesama orang tua yang telah mengikut
sertakan anaknya dalam tes sidik jari. Bila dimungkinkan, lakukan
konsultasi pada analys fingerprint. Perlu kami sampaikan disini, karena
banyak orang tua ikut-ikutan karena latah. Bukan persoalan biaya yang
harus dibayarkan tetapi tanggung jawab moral dalam mengembangkan anak
untuk masa depannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, moga dapat membantu dalam memilih
fingerprint test yang lebih tepat dalam mengidentifikasi potensi
kecerdasan individu.
Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner PT. Smart Business solution.
031-8781491
ini sudah berdasarkan riset atau pengalaman2 dari pihak2 yg komplen saja untuk harus tidak percaya dengan fingerprint?
BalasHapusApa yg disebutkan itu benar adanya namun perlu juga dilihat dan di mengerti batasan2 yang seharusnya menyertai sebuah tes sidik jari. Tidak semua lembaga yang menggunakan tes sidik jari itu abal2 juga karena termasuk dalam riset pengembangan ilmu psikologi. Asalkan ada psikometri yang jelas tes sidik jari masih bisa digunakan terutama untuk anak usia dini (1 - max 6 thn) namun salah bila dikatakan dapat digunakan untuk seumur hidup.
BalasHapus