Kamis, 09 Mei 2013

Marketing fingerprint test belajar pada blog ini.



Kami diminta untuk memberikan konsultasi oleh pihak sekolah di Tabalong Kalimantan. Awalnya kami merasa aneh karena kami diminta untuk memberikan konsultasi atas hasil fingerprint test dari pihak kompetitor. Bukankah pemilik fingerprint test itu yang sesungguhnya bisa memberikan konsultasi atas laporan fingerprint test yang dihasilkannya. Berdasar atas permintaan tersebut maka kami meminta perwakilan dari pihak sekolah untuk memberikan alasan mengapa menggunakan jasa kami untuk memberikan konsultasi. Akhirnya kami dipertemukan dengan pihak marketing, yang mengenalkan fingerprint test tersebut ke sekolah itu.

Berdasar atas hasil pembicaraan dengan pihak marketing, maka didapatkan kesimpulan tentang permasalahan yang terjadi. Pihak konselor pembaca hasil laporan fingerprint test sudah memberikan konsultasi di sekolah tersebut. Namun belum selesai seluruh pengguna jasa fingerprint diberikan konsultasi, konselor pembaca hasil fingerprint test sudah kembali ke Jakarta. Ada permasalahan apakah ?  Pihak marketing tidak bisa menjelaskan secara detail penyebab tidak dilanjutkannya konseling  meskipun tiket kepulangan ke Jakarta  masih ada waktu 3 hari lagi ( mengingat cukup banyak orang yang membutuhkan konsultasi ). Kamipun membatasi jumlah yang bisa kami lakukan konseling, dimana untuk selanjutnya menggunakan jasa fingerprint test kami. Apakah perbedaannya dengan laporan fingerprint test lain, tanya sang istri. Itu bisa bapak – ibu pelajari dari blog kami ini. Akhirnya marketing tersebut menceritakan bahwa ia sudah cukup lama belajar fingerprint test dari blog ini karena tidak ada blog yang menjelaskan detail tentang fingerprint test. Bahkan dalam buku fingerprint test yang beredar juga mengambil informasi dari blog ini tanpa menyebutkan siapa penulis dari blog kami. Ia pun menunjukkan copy materi fingerprint test dari blog kami yang disimpannya di notepadnya.

Disepekati yang dapat  kami berikan konseling hanya sebatas 32 orang karena kami telah mendapatkan banyak permintaan fingerprint test ulang dari orang tua baik di Jakarta maupun Surabaya. Hasil fingerprint test ternyata berbeda. Kami juga meminta pada pihak marketing untuk diadakannya seminar fingerprint test analisa sidik jari agar orang tua memahami perbedaan pelaporan hasil fingerprint test. Disamping seminar umum, kami juga meminta untuk diadakan konseling kelompok agar pemahaman orang tua dapat jauh lebih baik dimana mereka bisa menjadi lebih paham tentang perbedaan masing-masing individu. Dengan cara demikian maka orang tua menyadari perbedaan treatment atau perlakuan antara anak satu dengan yang lainnya. Pada saat konseling pribadi, waktu konseling menjadi  jauh lebih singkat karena pemahaman orang tua. Konseling lebih diprioritaskan tentang bagaimana melakukan pengembangan pada anak dan kasus-kasus yang dihadapi orang tua dalam menangani anaknya. Didalam lingkungan kerja, mereka menjadi jauh lebih memahami rekan kerjanya dan bagaimana mereka memberikan penugasan atau saling berinteraksi antara satu dengan lainnya.

Pada akhirnya kami juga meminta seluruh laporan hasil fingerprint test tersebut untuk dipelajari lebih dulu. Laporan yang diberikan kepada kami, berupa urutan kecerdasan individu dari 8 kecerdasan bukan 10 kecerdasan sesuai dengan jumlah sidik jarinya. Laporan juga tidak mencantumkan karakter individu yang sebetulnya bermanfaat bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan anaknya sesuai dengan karakter dan kecerdasannya. Kamipun menyiapkan slide presentasi untuk pembahasan konseling kelompok dengan laporan fingerprint dari kompetitor.

Selamat mengembangkan diri, salam sukses selalu

Drs. Psi. Reksa Boeana
Executive Partner PT. Smart Business Solution
031-8781491

Rabu, 08 Mei 2013

Jangan Mudah Percaya pada Hasil Fingerprint Test



Dengan semakin banyaknya penawaran fingerprint test untuk mengungkap bakat-potensi individu, maka kita perlu berhati-hati dalam memilih fingerprint test yang tepat. Perlu diketahui bahwa hasil fingerprint test itu berbeda antara satu provider dengan provider lainnya. Kami sendiri telah berulang kali mendapatkan permintaan untuk melakukan fingerprint test ulang ketika orang tua memandang ada kejanggalan penjelasan yang diberikan pada saat konsultasi. Sungguh sangat menyesatkan bila terjadi kesalahan dalam identifikasi atas bakat anak yang akan beresiko dalam pengembangan anak selanjutnya.  

Dalam setiap kami memberikan konsultasi hasil fingerprint test, maka kami selalu melakukan evaluasi gejala kecerdasan yang terjadi pada anak untuk menambah keyakinan atas hasil fingerprint test. Bahkan manakala kami diminta membacakan hasil dari fingerprint test lain (kompetitor) dengan menyebutkan gejala kecerdasan pada perilaku nyata sang anak atau testee, mereka meminta untuk diadakan fingerprint test ulang dan” Hasilnya berbeda”. Oleh karena itu kami selalu sarankan untuk melihat gejala kecerdasan anak, agar dapat melihat tingkat akurasi hasil fingerprint test. Dalam konsultasi, kami memberikan contoh-contoh gejala kecerdasan yang ditampakkan anak selama proses konsultasi agar orang tua menjadi paham dan tahu apa yang perlu untuk dilakukan dalam pengembangannya. (baca tulisan lain dalam artikel blog ini).

Langkah yang sangat bijak bila orang tua yang ingin mendapatkan hasil fingerprint test atas putranya, terlebih dahulu untuk meminta dibacakan karakter dirinya sendiri. Orang tua dapat menanyakan pada analys fingerprint tentang karakter dirinya untuk meyakinkan ia berhadapan dengan analys yang memang mampu membaca sidik jari. Analys akan meminta orang tua untuk melihat ke 10 jarinya dan memberikan penjelasan tentang karakter dari orang tua. Melalui tindakan ini maka orang tua akan menyadari tentang akurasi dan perlunya melakukan identifikasi potensi kecerdasan anak sejak dini sehingga akan memiliki banyak peluang untuk melatih dan mengembangkan potensi anak.

Hindari mengikut sertakan anak dalam mengikuti test  analisa potensi kecerdasan melalui sidik jari. Banyak orang tua yang melaporkan bahwa anaknya diikut sertakan dalam tes sidik jari karena anjuran dari pihak institusi tempat si anak belajar. Sebaiknya orang tua memahami terlebih dahulu tentang akurasi informasi dalam identifikasi tersebut dan mempelajari contoh hasil laporan fingerprint testnya. Kemudian melakukan konsultasi atau konfirmasi pada sesama orang tua yang telah mengikut sertakan anaknya dalam tes sidik jari. Bila dimungkinkan, lakukan konsultasi pada analys fingerprint. Perlu kami sampaikan disini, karena banyak orang tua ikut-ikutan karena latah. Bukan persoalan biaya yang harus dibayarkan tetapi tanggung jawab moral dalam mengembangkan anak untuk masa depannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, moga dapat membantu dalam memilih fingerprint test yang lebih tepat dalam mengidentifikasi potensi kecerdasan individu.

Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner PT. Smart Business solution.
031-8781491