Senin, 25 Januari 2010

Otak Tengah lebih Unggul dari Otak kiri dan kanan?

Apakah Betul Otak Tengah lebih unggul dari yang lainnya?

Banyak pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan dominasi otak. Informasi yang kurang tepat adalah dimana adanya asumsi bahwa otak tengah lebih unggul daripada otak kiri dan otak kanan. Informasi tentang dominasi otak juga dapat diidentifikasi dengan menggunakan fingerprint test.

Bila kita melihat gejala dari dominasi otak maka ada anak yang seringkali kalau tidur malam hari, jam tidurnya seringkali tidak konsisten. Manakala orang tuanya belum tidur maka mereka cenderung untuk mengikuti pola orang tuanya. Anak sering bercerita khayal bukan bermaksud untuk menipu tetapi ia ingin menyampaikan apa yang dilihat di alam imajinasinya kepada orang lain. Anak seperti ini didominasi oleh otak kanan. Pada saat remaja atau dewasa maka apabila anda lebih banyak didominasi dengan tindakan spontan manakala menyelesaikan masalah dibandingkan anda harus berpikir terus menerus dan menghendaki detail tindakannya, maka anda tergolong individu yang didominasi oleh otak kanan.

Individu dengan dominasi otak kiri lebih menyukai keteraturan dalam tindakannya. Mereka lebih banyak mengandalkan perhitungan dalam melakukan tindakan. Segala sesuatunya dipikirkan secara detail sebelum dilaksanakan. Bisa jadi anda memberikan kesimpulan bahwa individu tersebut seorang “ good planner”, berdasarkan informasi Fingerprint test maka seorang good planner juga perlu dipertimbangkan dominasi faktor psikologisnya dan dimensi planning atau kecerdasan logika matematika dan imajinasinya. Bukan hanya sekedar bila ia didominasi oleh otak kirinya saja.

Sedangkan otak Tengah atau sering disebut Middle Brain, menggunakan ke dua belah otaknya kanan dan kiri dalam melakukan tindakan. Namun bila tidak diberikan latihan yang cukup untuk menyeimbangkan kedua otaknya maka individu dengan dominasi middle brain cenderung menjadi seorang yang peragu dalam mengambil tindakan. Anda juga dapat melihat gejalanya pada orang yang membaca sebuah naskah, dimana bila selesai membaca 1 paragraf maka individu ini cenderung ingin mengulasi materi yang dibaca karena ia memiliki pola berpikir kiri, kiri, kiri, kemudian kanan. Atau ia mendeteksi kata per kata dari materi yang dibacanya ( mengandalkan otak kiri) setelah selesai 1 paragraf maka otak kanannya mulai menanyakan tentang pemahaman kalimat yang dibaca, bila tidak memahami maka perlu diulang kembali.

Tak ada yang isntan di dunia ini. Semua kapasitas yang diberikan pencipta adalah luar biasa. Semua menjadi mahir menggunakannya manakala mereka menjalani latihan. Semua juara lahir karena mereka berlatih lebih keras untuk menjadi unggul. Bila anda di dominasi otak kanan maka bacalah resume atau kesimpulan lebih dulu kemudian membayangkan peristiwanya sebelum membaca suatu naskah maka anda akan mendapatkan pemahaman lebih baik. Segala sesuatu yang seimbang tentunya baik..
Demikian sharing yang dapat disampaikan, moga bermanfaat.

Salam sukses selalu

Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Senin, 18 Januari 2010

Mengembangkan kecerdasan Logika Matematika

Banyak orang tua yang stress manakala mengetahui anaknya memiliki kecerdasan logika matematika yang rendah. Hal ini karena adanya persepsi yang kuat dimasyarakat bahwa cerdas diidentikkan dengan nilai matematikanya yang baik. Banyak orang tua yang membanggakan tentang nilai matematika anaknya yang tinggi. Ada sebagian yang kecewa dengan nilai psikotes anaknya yang rendah. Sebenarnya nilai atau skor IQ tidaklah menentukan anak sukses dimasa depan. Banyak contoh dimana anak dianggap bodoh dan dikeluarkan dari sekolah tetapi bisa sukses di dunia kehidupannya.

Setiap anak adalah cerdas. Kalau dia rendah di logika matematika maka ia memiliki kecerdasan yang tinggi disisi lainnya, musik misalnya. Oleh karena itu orang tua perlu mengenali bakat anak sejak dini dan fokus pada kelebihan anak. Jangan tuntut anak melebihi daripada kapasitas dirinya. Sesungguhnya yang membantu anak sukses bukanlah nilai atau skor tetapi kebiasaan yang dibentuk sejak dini. Kebiasaan membacanya yang baik, pasti akan membantu anak mengatasi persoalan hidup dimasa dewasanya. Kebiasaannya menjalin relasi, akan menolong dia ketika mengatasi sebuah persoalan.

Jumlah latihan menentukan kecepatan respon yang baik, termasuk dalam pelajaran matematika. Cepat tanggap dapat dilatih, tetapi kecerdasannya tetap tak berubah. Untuk anak dengan kecerdasan logikanya rendah maka diperlukan latihan contoh soal yang banyak. Manakala latihan tak dilakukan lagi maka anak tersebut menjadi kurang tanggap terhadap soal logika yang diberikan kepadanya. Pengalaman terhadap para sarjana yang diberikan soal logika kelas 5 SD membuktikan adanya pengaruh kecerdasan logika matematika. Berbeda dengan individu yang memiliki kecerdasan logika matematika yang tinggi maka mereka masih memiliki ingatan yang baik dalam menyelesaikan persoalan logika yang diberikan kepadanya. ( baca tulisan lain dalam blog ini ).

Jumlah latihan dapat memperbaiki nilai matematika anak telah dibuktikan oleh banyak kursus yang mengajarkan berbagai metode. Kumon lebih menekankan jumlah latihan dengan banyak soal dengan target waktu tertentu. Aritmatika (simpoa) mengajarkan berhitung dengan cara membayangkan(kecerdasan imajinasi). Mereka hanya diajarkan tentang kecepatan menghitung operasi tambah, kurang, kali, bagi. Namun dapat meningkatkan nilai matematika anak. Kursus lainnya lebih mengandalkan pengembangan logika anak. Manakah yang terbaik????? Tentunya perlu disesuaikan dengan kecerdasan anak itu sendiri karena semua metode adalah baik dan telah teruji.
Dr. Kawashima mengajarkan agar otak orang dewasa terjaga kemampuannya hanya dengan cara yang sangat sederhana. Anda berhitung dengan kecepatan tinggi dari 1 sampai 120. Teknik kedua yaitu menghitung angka terbalik dari 100 menuju nol. Reksa dalam mind fokus exercisenya menghitung turun dan naik dengan menggunakan suatu gerakan. Banyak kemajuan dari anak yang disarankan menggunakan metode latihan kecepatan menghitung angka. Pokok persoalannya adalah bagaimana kita menantang otak untuk bekerja lebih keras maka sinaps di pre frontal lobe kita bertambah. Khusus untuk matematika maka bukan anak tak mengerti tentang soal yang diberikan tetapi mereka menjadi kurang teliti karena jumlah latihannya kurang. 60% kasus anak mendapatkan nilai buruk karena mereka tidak teliti bukan mereka tidak mengerti. Latihan kecepatan membuat mereka menjadi lebih teliti.

Metode pengajaran juga perlu diperhatikan. Metode yang salah menciptakan rasa pesimis anak sehingga ia menganggap dirinya “tak bisa” dan menumbuhkan daya juang yang lemah. Anak menjadi mudah putus asa manakala diberikan persoalan yang sedikit lebih sulit. Disamping kecerdasan yang dimiliki (multiple intelligence) maka faktor daya juang juga sangat menentukan anak sukses dimasa depan (Adversity Quotion, jadi disamping IQ,EQ, diperlukan juga AQ, mau ditambah SQ juga boleh deh). Banyak orang tua yang mengajarkan berhitung lebih mengutamakan urutan angkanya bukan mengajarkan anak memahami konsepnya. Urutan angka 1 sampai dengan 10 lebih diutamakan, dibandingkan “ini berapa?” (sambil menunjukkan jarinya). Sang Anak menjawab” dua” dan respon yang diberikan orang tua “bukan”. Anak menjawab “tiga” dan orang tua merespon “salah”. Kemudian anak menjawab “empat”. Orang tua merespon dengan gembira “ benar.... adik pandai sekali”. Cara ini mengajarkan pada anak untuk mengetahui urutan bukan konsep. Hal ini nampak pada anak usia SD kelas 3-4 yang masih menggunakan jari jemari mereka manakal ditanya operasi penjumlahan. Mereka “menyengaja” untuk berpikir lambat agar tidak salah.

Manakala mengajarkan konsep perkalian (baca artikel lain dalam blog ini), banyak orang tua mewariskan ajaran nenek moyangnya yaitu menghafalkan perkalian 1 sampai 10. Pada waktu itu, kita belajar dan sekarang bisa menghafalkan perkalian.” Tak ada masalah dengan pengajaran seperti itu”, sergah seorang ibu dalam sessi konsultasi. Perlu disadari bahwa jaman telah berubah. Permainan anak jaman dulu berbeda dengan anak jaman sekarang. Permainan yang dilakukan oleh anak jaman dulu dapat meningkatkan daya juang anak, sehingga anak tak mudah putus asa (baca perubahan sistem pengajaran fokus CALISTUNG). Mereka dapat melakukan katarsis atas beban psikologis mereka dalam permainan, mereka bebas berteriak serta adu debat ketika ada yang curang dalam permainan.

Coba perhatikan dengan anak jaman ini. Mereka lebih banyak menyendiri dan lebih asik dengan permainannya dengan menekan tombol2 dalam suara bisu mereka. Manakala mereka berteriak, maka teguranpun datang. “jangan teriak-teriak begitu dong kalau main games”, kata orang yang kita semua tak tahu darimana suara itu berasal karena tak pernah menyadarinya. Manakala mengajarkan perkalian 1 maka anak dengan penuh semangat belajar karena mereka tak pernah berbuat kesalahan. Manakala belajar perkalian 2 maka anak merasa sedikit tidak bisa. Manakala belajar perkalian 3 maka anak merasa banyak yang tak bisa. Manakala belajar perkalian 4, sang anak menyatakan dirinya tak pandai. Hal ini nampak pada anak, meskipun ia sudah sekolah di SLTA. Tanda atau gejalanya yaitu ia memperlambat kerja otaknya manakala diberikan soal perkalian. Oleh karena itu pembentukan unsur daya juang dan menumbuhkan minat terhadap matematika perlu ditumbuhkan dengan banyaknya keberhasilan ketika anak belajar. Kami sendiri sering memberikan bantuan dengan mengajarkan perkalian dengan urutan 1, 10, 9, 5, 2, perkalian yang sama. Manakala belajar dengan urutan ini anak menjadi senang dan ingin belajar. Lakukan belajar secara bertahap dengan kecepatan tinggi. Kemudian melanjutkan dengan pelajaran perkalian 3, 4, 6, 7, 8.

Orang tua tidak memerlukan waktu banyak dalam mengajarkan anak tentang konsep perkalian dengan cara ini. Dalam waktu maksimal 2 bulan, anak telah menguasai perkalian dengan mahir. Manakala ia kurang lancar untuk perkalian 6,7,8 maka ajarkan anak dengan metode jarimatika. Tetapi penggunaan metode ini cukup dilakukan dalam periode maksimal 3 bulan. Untuk berikutnya anak harus cepat menghafalkan perkalian tanpa bantuan jarinya.

Demikian yang dapat kami sharingkan, mudah2an banyak mendatangkan manfaat bagi pembaca, khususnya pada orang tua yang mengetahui level kecerdasan reasoning putranya melalui fingerprint test. Tak perlu khawatir karena untuk sukses dibutuhkan latihan. Seseorang menjadi juara ditentukan oleh jumlah latihannya. Jumlah latihan jauh lebih besar daripada kejuaraan itu sendiri.

Salam Sukses Selalu
Drs. Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Minggu, 10 Januari 2010

Seminar fingerprint Test


Seminar fingerprint Test.

Bagi yang berminat untuk mengundang kami sebagai pembicara dalam seminar multiple intelligence by Fingerprint Analysis, berikut ini ada ketentuan yang perlu diketahui sebagai berikut :

1. Mengundang peserta yang berminat untuk memahami fingerprint test minimal 20 peserta.
2. Bila mengundang peserta tanpa membebankan biaya pada peserta maka berlaku :
• Mengundang peserta dengan keperluan bisnis tertentu atau keperluan bisnisnya, maka ada fee trainer yang akan diperhitungkan tersendiri.
• Free training, wajib membeli CD multiple intelligence by fingerprint test sejumlah 30 keping dengan biaya penggantian Rp. 300.000,-
3. Bila mengundang peserta dengan membebankan biaya pada peserta berlaku ketentuan :
• Biaya yang dibebankan ke peserta sampai dengan Rp.50.000,- maka fee trainer sebesar Rp. 1.500.000,00 dan wajib membeli CD sejumlah peserta agar dapat memahami materi yang disampaikan.
• Biaya yang dibebankan ke peserta diatas Rp. 50.000,00 maka wajib membeli CD sejumlah peserta dan fee trainer sebesar 20% dari biaya kepesertaan.
4. Ketentuan ini tidak berlaku bagi agen atau perwakilan Smart Business Solution sesuai dengan kontrak kerjasama yang telah dituangkan dalam proposal kerjasama.
5. Jadual penyelenggaraan disampaikan dan dikonfirmasikan kepada pihak kami paling lambat 3 minggu sebelumnya.
6. Menanggung biaya transportasi dan akomodasi trainer dan analyst fingerprint (2orang).

Demikian yang dapat kami sampaikan, agar dapat dipahami.


Salam Sukses Selalu
Drs. Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Mengembangkan kecerdasan verbal

Fingerprint Test.

Setelah mengikuti fingerprint Test, seorang ibu dan nenek si anak datang untuk konsultasi. Sang mama menanyakan tentang anaknya yang pendiam dan sulit bicara. Berdasarkan hasil fingerprint test, ia tergolong anak yang introvert dengan perbedaan yang cukup besar sebagai tanda ia suka bekerja sendiri dan banyak bicara dengan dirinya sendiri. Pernyataan yang sering diutarakan adalah saya harus atau seharusnya. Sang anak menganggukkan kepalanya. Kami melanjutkan, anak seringkali bicara sepotong sepotong dengan kalimat pendek sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Hal ini dikarenakan kecerdasan interpersonal dan verbalnya rendah.

Pembicaraan pun dilanjutkan dengan “bagaimana mengembangkan kecerdasan verbal anak ?” tanya sang mama. Ia khawatir tentang masa depan anaknya yang pendiam. Banyak cara untuk dapat mengembangkan kecerdasan verbal :

1. Melalui dongeng atau bercerita kepada sang anak. Bisa berupa dongeng sebelum tidur atau mengajaknya keberbagai situasi. Kemudian menanyakan kesan kepada sang anak sehingga ia berlatih untuk menyampaikannya secara verbal. Mengarang sebuah cerita yang biasanya ditugaskan oleh guru bahasa. Namun kebanyakan orang tua membantu anak dalam membuat pekerjaan rumah tersebut.
2. Membaca buku atau menulis diary. Tentunya hal ini perlu disesuaikan dengan kecerdasan anaknya.
3. Latihan atau kursus presentasi, atau mengikuti kegiatan lomba debat dll.

Nampak air muka sang mama kurang bisa menerima, sehingga manakala kami menanyakan tentang saran2 tersebut. “pak saya masih belum paham, nampaknya yang bapak sampaikan kebanyakan teori”. “Bagaimana dengan anak saya ini pak?” tambahnya.

Bila dilihat dalam multiple intelligence ini berdasarkan hasil fingerprint test, memang anak ibu lemah di kecerdasan verbalnya. Namun ia memiliki kecerdasan imajinasi (howard Gardner menyebutnya, kecerdasan visual spatial, dalam 8 kecerdasan ) yang tinggi. Anak demikian cenderung bercerita khayal sesuai apa yang muncul dalam benaknya. Sang nenek yang tadinya diam, kemudian bercerita banyak tentang si anak, yang kadang-kadang berbicara yang tak masuk akal. Hal ini sebagai gejala dimana anak memiliki kecerdasan imajinasi yang tinggi. Biasanya anak yang seperti ini suka menggubah lagu sesuai situasi yang dihadapinya. “apa contoh yang dia bicarakan?” sambil kami terus menggali tentang permasalahannya.

Sang nenek melanjutkan ceritanya, “aku ingin terbang seperti burung”. Terus apa kelanjutannya? Sang nenek memandang pada mama si kecil. “ya .. saya katakan tak masuk akal, karena yang bisa terbang itu burung. Manusia tak bisa terbang karena tak memiliki sayap seperti burung”, tambah sang mama. Inilah faktor penyebab sang anak mengalami kesulitan dalam mengembangkan kecerdasan verbalnya. Gejala yang nampak bahwa ia sering menyampaikan “ terserah mama” manakala ia ditanya, lanjut kami dalam memberikan penjelasan. Nenek pun mengiyakan pernyataan kami.

Hal yang patut dipelajari disini adalah individu pasti akan menggunakan kecerdasan tertingginya manakala ia berinteraksi dengan orang lain atau melakukan aktifitasnya. Disinilah kita perlu memahami kecerdasan multiple intelligence diri kita sehingga kita dapat mengembangkan potensi kita secara optimal.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi.Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Orang tua Perfectionist

Fingerprint Test dan Konseling.
Keluhan datang dari orang tua yang mengikutkan anaknya dalam fingerprint test. Nampaknya permasalahan tulisan tangan anaknya yang kurang baik mungkin telah disadari oleh orang tua, tetapi bisa jadi bukan menjadi fokus utama dalam mengembangkan anaknya. Namun setelah mengikuti fingerprint test maka tulisan yang buruk menjadi topik utama orang tua manakala mengetahui bahwa hasil tes anaknya, dinyatakan memiliki ketrampilan tangan yang baik. Protes atau keingintahuan yang besar muncul dalam benaknya sehingga ia datang dengan penuh semangat dalam menanyakan kasus anaknya pada saat sessi konsultasi.

Ia menyampaikan keluhan bahwa anaknya sulit untuk konsentrasi belajar, sehingga nilai yang diperoleh disekolah kurang sesuai dengan harapan terutama nampak tidak sesuai dengan urutan ranking kecerdasannya berdasar fingerprint test. Awalnya kami menyampaikan karakter anak karena informasi karakter dari fingerprint test sangat banyak membantu orang tua untuk dapat memahami anaknya. Tentunya di awal konsultasi kami perlu menumbuhkan keyakinan pada orang tua terhadap hasil fingerprint test. Oleh karena itu setiap kami menyampaikan informasi karakter kami juga meminta umpan balik tentang akurasi hasil tes dengan orang tua dan anaknya.

Dalam observasi selama konsultasi terhadap perilaku anaknya( SD kelas 4), si anak banyak menunduk dan kurang berani untuk menatap orang yang mengajaknya bicara. Sesekali ia menggigit-gigit tangannya, pandangannya lebih banyak kearah lain. Manakala menjawab pertanyaan, ia perlu dukungan dari orang tua, dimana mamanya menyampaikan “ tuh dijawab yang betul pertanyaan bapaknya”. Kami juga menyampaikan pada orang tua bahwa karakter anak sesungguhnya tidak bersikap demikian, tentunya setelah kami membuktikan karakter si anak dengan gejala yang nampak sehingga tumbuh keyakinan orang tua terhadap hasil test. Kami menyampaikan bahwa anak berada dalam keadaan tertekan sehingga menunjukkan gejala berbeda layaknya seorang anak.
Atas persetujuan orang tua, kami meminta anaknya keluar dari ruang konsultasi.

Kemudian kami sampaikan tentang perbedaan laporan mama dan anaknya. Kami juga sampaikan bila gejala anak memang cerdas dexterity bisa diterima berarti ada masalah tentang mengapa anak memiliki tulisan yang jelek dan malas membuat tulisan. Kami juga menyampaikan tentang sikap orang tua yang perfectionist berakibat kurang baik bagi pengembangan anak. Sang mama kemudian menceritakan bahwa ia tergolong orang yang menganggap bahwa setiap tindakan haruslah terbaik. Sehingga hal kecil juga diperhatikannya. Anak tidak diperkenankan untuk menulis dengan kertas atau buku yang berada pada posisi miring. Kertas atau buku harus tegak. Sikap duduk anak juga harus tepat. Tindakan inilah yang membawa akibat anak merasa sulit untuk belajar menulis. Koreksi yang diberikan oleh orang tua tentang hasil tulisan, membuat anak semakin malas belajar dan menulis sehingga berakibat pada nilai pelajaran yang kurang. Juga ia diidentifikasi dengan psikotes sebagai intelektual disability ketika masuk ke sebuah sekolah cukup favorite.

Manakala kami sebutkan gejala tentang anaknya yang cerdas, maka sang mama kemudian menangis dan sulit dihentikan. “Aku memang orang bodoh, yang tak mengerti bahwa aku diberkahi dengan anak yang cerdas”. “kapasitas otakku ( berdasar identifikasi fingerprint test) juga lebih kecil dibanding dia”, lanjutnya sambil menangis. Karena sulit dihentikan maka kami menyampaikan kepada sang mama, “ bila ibu merasa bodoh maka ibu bisa pergi pada orang pandai untuk belajar, jangan menangis terus karena tak mendatangkan manfaat”. Tangisnya semakin menjadi, kemudian kami sampaikan “bila ibu merasa bodoh maka berikan saja anaknya pada saya”, sang mama baru sadar dan berhenti menangis.

Pelajaran yang sangat penting yang dapat disimpulkan adalah bahwa anak memiliki gaya dan pola belajar sendiri dan ia adalah individu yang berbeda dengan kita. Suatu tindakan bijak bahwa kita tak bisa paksakan kemauan kita pada orang lain karena tak ada orang yang bersedia menggunakan pikiran orang lain tetapi pikirannya sendiri. Setiap tindakan yang dilakukan, karena individu setuju untuk dilakukan. Tak ada hasil optimal dengan memaksakan kehendak kita pada orang lain.

Salam Sukses Selalu.

Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Senin, 04 Januari 2010

input tentang akurasi fingerprint test

Fingerprint test dan konseling

To : Bpk. (sensor/konselor) & Bpk.Reksa

Berikut saya kirimkan alamat email masing-masing (lihat di box pengirim) , agar dapat saling berkomunikasi.

Saya rasa Fingerprint ini sangat membantu konselor dalam menangani kasus (terutama anak-anak), juga dewasa (yang biasanya karakter aslinya tidak terlihat langsung saat konseling, namun konselor dapat mengetahui dari hasil FP ini, sehingga mempermudah membicaraan)

- Terutama jika anak datang kepada konselor atas kemaunan orang tua dan dia diam seribu bahasa tanpa bisa kita menggali, maka dari FP ini kita dapat mengetahui karakter dan tahu bagaimana kita bisa memulai, juga akan membuat anak lebih tertarik dengan percakapan awal berdiskusi atas kemampuan yang ada pada dirinya (dengan melihat 10 MI nya) dan ini merupakan pembuka yang sangat baik untuk meningkatkan self esteem nya.

- kita dapat memberikan gambaran kepada orang tua tentang pola asuh yang sesuai dengan karakter anak tersebut sehingga report hasil konseling atas kasus anak , dapat segera di dilihat dampaknya.

- membantu orang tua dapat memahami karakter anak dan membantu mengembangkan self esteem nya melalui MI anak.yang tertinggi.

Note :
Sekarang banyak pihak penyelenggara FP, namum telah saya buktikan keakuratannya.

Info : fingerprintpolaris.blogspot.com

Untuk selanjutnya Bpk. (sensor/konselor) dapat berhubungan langsung dengan Bpk.Reksa.

Terimakasih banyak, dan semoga terobosan ini dapat memberikan nilai positif kepada kita semua.

tanggapan :
Terimakasih atas masukannya, memang yang paling sulit untuk membuat individu berterus terang terutama bila ia datang pada konselor atas kemauan orang tua atau orang lain. seakan ia dideteksi memiliki kelainan atau gangguan. Kami sudah sering menghadapi permasalahan di perusahaan ( basic sbg konsultan management)dan menggunakan informasi fingerprint test untuk membantu klien, baik memberikan masukkan pada pihak Direksi maupun kepada karyawan yang bersangkutan.

bu lina terimakasih atas masukannya

salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Multiple Intelligence, Kecerdasan Dexterity

Fingerprint Test.

Fingerprint Test mengungkap bakat. Umumnya individu dapat mengetahui bakatnya dengan cara pekerjaan atau ketrampilan apa yang disenangi atau yang menunjukkan performance baik. Atau bila pergi pada seorang psikolog maka mereka diberikan tes bakat dan minat. Tes berupa soal yang menggambarkan tentang kecerdasan individu. Ada pula tes yang membuat ranking pilihan atas peluang karir atau pekerjaan. Tentunya jawaban tes menjadi berbeda manakala diulang kembali karena tingkat konsistensi dalam menjawab suatu kuesioner memang sulit untuk dihafalkan karena jumlah pertanyaannya banyak. Namun berdasarkan norma maka diharapkan pergeserannya tidak terlalu besar.

Sedangkan melalui fingerprint test akan diperoleh urutan ranking kecerdasan individu. Bila individu diidentifikasi bahwa ranking kecerdasan dexteritynya tergolong tinggi maka ia memiliki gejala banyak menggunakan jemarinya. Pada saat konsultasi, nampak bahwa anak yang memiliki dexterity tinggi menunjukkan perilaku suka mengetukan jarinya di meja, jarinya digunakan untuk menggaruk kepala, telinga, memegang rambut, atau memainkan kukunya. Bila memegang alat tulis, ia cenderung memainkan alat tulis tersebut, menggambar dikertas kosong atau di papan tulis. Jadi orang tua dapat mengukur akurasi identifikasi sidik jari ini dari gejala yang ditunjukkan anaknya selama konsultasi.

Anak yang cerdas dexterity, senang menggambar. Bila gambarnya cenderung abstrak maka ia juga memiliki kecerdasan imajinasi yang cukup baik. Bila gambarnya mencontoh gambar lain atau menggambar foto maka kecerdasan visualnya juga baik. Bila bisa menggambar 2 atau 3 dimensi dan dapat menggambar dengan melihat kejadian maka individu memiliki kecerdasan visual – spatial yang baik. Inilah yang disebut oleh Howard Gardner dengan 8 kecerdasannya.

Orang tua yang juga mengikuti tes ini, dapat memahami bahwa ia memiliki kecerdasan dexterity yang tinggi manakala ia suka pekerjaan memasak. Ia juga cenderung menunjukkan gejala perilaku suka bersih-bersih di rumah, menyukai pekerjaan tangan, membuat kristik atau melukis, menganyam manik-manik atau membuat kerajinan tangan. Ia juga suka mengumpulkan pernak-pernik dan menghias ruang di rumahnya dengan benda-benda hiasan kecil yang tertata rapi. Orang tua yang mengikuti tes dapat mengukur tingkat akurasi dari fingerprint test.

Gejala perilaku yang nampak pada individu dengan kecerdasan dexterity adalah :

• Memiliki koordinasi gerak tangan dan mata yang baik.
• Pandai dalam membuat kerajinan tangan
• Terampil memasak.
• Cepat dalam menguasai ketrampilan yang membutuhkan gerak jemari.

Adapun pilihan karir yang tepat bagi individu dengan kecerdasan dexterity adalah : Pengrajin Tangan, Pelukis, Pemahat, Drafter, Dokter gigi, Dokter Bedah, Pemain Musik, Otomotif, Teknisi,

Demikian yang kami sharingkan, mudah2an mendatangkan manfaat.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Fingerprint Test

Fingerprint test

Beberapa informasi mengenai fingerprint test dapat anda baca pada blog ini, yaitu :

1. Fingerprint Test mengukur tentang kecerdasan, akurasinya dapat diidentifikasi dengan melakukan observasi gejala perilaku selama konsultasi atau gejala yang bisa diidentifikasi oleh orang tua atau diri individu.

2. Fingerprint Test dapat mengidentifikasi karakter, yaitu tentang bagaimana individu dalam berinteraksi, dalam berbicara, dalam belajar suatu ketrampilan, dalam berpikir dll. Bukan hanya sekedar gejala yang menunjukkan tentang kecerdasannya. Oleh karena itu kami juga terbitkan gejala perlaku bila individu cerdas dalam blog ini dan bukan dalam laporan fingerprint test.

3. Fingerprint Test dan sejarahnya, dimana sifat sidik jari yang tetap tidak berubah dan penemuan dibidang neurologi dimana ada hubungan antara Nerve Growth Factor (NGF) dan Epidermal Growth Factor (EGP) sehingga mengundang para peneliti perilaku untuk mengidentifikasi tentang karakter bawaan seseorang yang tidak berubah. Individu yang memiliki kecenderungan untuk melihat dan mengingat arah berdasar atas tanda-tanda visual yang diterimanya, cenderung menetap sampai dewasa dan tua. Ia bisa kehilangan arah manakala tanda-tanda di lingkungannya telah berubah. Informasi karakter di peroleh para peneliti dengan menggunakan kuesioner dan tes, hasil jawaban yang sama di tetapkan sebagai kecenderungan bawaan individu sedangkan informasi yang berbeda di identifikasikan sebagai pengaruh lingkungan. Akurasi informasi ini sampai dengan 90% karena sidik jari tak pernah berubah.

4. Fingeprint test dan perbedaannya dengan psikotes. Informasi yang didapat melalui fingerprint test sesungguhnya berdasar atas penelitian dengan menggunakan psikotes. Setelah diketahui tentang tingkat kecerdasan individu kemudian dilakukan pengukuran atas sudut sidik jari dan jarak antar sidik jari. Setelah itu dilakukan pengecekan ulang dengan gejala perilaku yang nampak bila individu memiliki kecerdasan yang tinggi.

5. Fingerprint test, tips bagaimana memilih fingerprint test. Wajar timbul banyak jasa yang menawarkan test ini. Hal ini dikarenakan program yang digunakan berbasis teknologi. Sebaiknya anda tes sidik jari kepada analyst fingerprint karena dia memahami dan bisa membaca karakter anda tanpa melalui program fingerprint test sebagai bukti akurasi test yang digunakan. Bila anda tidak dilayani oleh analyst fingerprint maka bisa jadi ada teknis pengambilan sidik jari yang kurang tepat.

6. Fingerprint test mengidentifikasi pola belajar. Dimana individu dapat mengukur akurasinya dengan gejala pola belajar yang disampaikan oleh psikolog ketika melakukan konsultasi hasil tes. Tentunya seorang auditory learner memiliki gejala pola belajar yang berbeda dengan visual maupun sensory learner. Memahami gejala ini dapat menjadi suatu bukti akurasi fingerprint test dalam mengidentifikasi gaya dan tipe belajar dapat dikatakan memiliki akurasi yang tinggi.

7. Fingerprint test memberikan informasi penting untuk pengembangan individu. Hati-hati dalam memilih fingerprint test karena banyak juga yang mengandalkan jumlah lembar dalam laporan tetapi informasi yang diberikan merupakan copy paste dari ranking kecerdasan individu.

8. Fingerprint test mengungkap multiple intelligence. Mengapa bukan delapan kecerdasan tetapi 10 kecerdasan. Penjelasan tentang informasi ini dapat anda baca lebih detail. Dasar 10 kecerdasan karena pelaksanaan test dengan menggunakan 10 sidik jari individu. Penetapan 8 kecerdasan karena gejala perilaku yang ditampakkan individu dalam melakukan aktifitasnya.

Moga informasi ini banyak membantu anda untuk dapat memahami lebih dalam mengenai fingerprint test.>


Salam hormat
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive partner Smart Business Solution.

Minggu, 03 Januari 2010

Multiple Intelligence, Kecerdasan Physical Expression.


Fingerprint Test.

Fingerprint test dapat mengukur kecerdasan Kinestetik. Pertanyaannya adalah seberapa akurat alat bantu tes ini dalam mengungkapkan tentang kecerdasan. Sesungguhnya untuk menjawab tentang akurasi fingerprint test dapat langsung dibuktikan oleh orang tua yang mengikut-sertakan anaknya untuk tes. Bila diidentifikasi tinggi maka gejala perilaku anak dapat membuktikan akurasi pengukuran fingerprint test. Anak yang cerdas kinestetik / gerak tentunya cenderung banyak bergerak dan sulit untuk diam. Manakala sedang duduk, kakinya tidak bisa diam. Ketika sedang membaca maka sulit baginya untuk mempertahankan posisi membacanya.

Pada saat kami memberikan konsultasi tentang kecerdasan kinestetik ini maka orang tuanya membenarkan tingkah laku anaknya yang tidak bisa diam. Seorang psikolog juga melakukan pengamatan perilaku anak manakala ia akan mengidentifikasi multiple intelligence anak. Tentunya suatu hal yang wajar untuk mengukur akurasi dengan melihat gejala perilaku anak. Manakala remaja atau dewasa, seorang psikolog menggunakan kuesioner untuk mengukur peringkat kecerdasan individu yang di test. Sedangkan kita tahu bahwa kuesioner yang berupa pernyataan tersebut diambil dari pengamatan gejala perilaku dan kesenangan individu yang bersangkutan. Orang tua si anak juga membenarkan bahwa anak manakala belajar seringkali membuat banyak alasan untuk membuat gerakan pada tubuhnya. “ ma, aku mau pipis dulu”, katanya. Setelah itu ia kembali belajar. Tetapi tak lama kemudian ia menyatakan “ Ma, aku mau minum air es dulu ya”. “ Ma, bolehkah aku makan apel sambil belajar?”. Demikianlah perilaku anak yang memiliki kecerdasan ekspresi yang tinggi.

Dalam mengukur akurasi fingerprint test maka orang tua juga dapat mengidentifikasi dari karakter yang disampaikan oleh psikolognya. Tentunya fingerprint test yang menyediakan informasi mengenai karakter. Ada individu yang memiliki karakter tidak bisa menutupi suasana perasaannya. Gejalanya nampak pada individu tersebut ketika malu maka pipi atau mukanya berwarna merah. Individu juga menampilkan bahasa tubuh atau gerak yang menarik bagi orang lain. Ia juga cenderung kurang bisa memisahkan dirinya dengan sesuatu yang dilihatnya. Ia cenderung untuk masuk dan terbawa dengan suasana dari apa yang dilihatnya. Individu mudah meneteskan air mata ketika melihat film yang sedih. Sedangkan disisi lain ada individu yang mudah bosan manakala belajar suatu ketrampilan baru. Ada juga yang kurang bisa menampilkan ekspresinya sesuai dengan apa yang ingin disampaikan.

Kecerdasan ini sesungguhnya merupakan kecerdasan dalam mengekspresikan diri. Suatu kecerdasan sebagai seorang aktor / aktris. Memang ada individu yang sulit untuk mengekspresikan diri. Ia cenderung tak bisa memainkan peran. Bila sedang marah maka ia sesungguhnya memang marah betulan. Mr. Bean adalah contoh seorang aktor dengan kecerdasan physical expression yang tinggi, ia pandai memainkan peran pada air mukanya.

Dengan mengetahui ranking kecerdasan dan karakternya maka individu dapat belajar untuk mengendalikan diri atau mengubah sikapnya dalam belajar sesuai dengan karakter dan kecerdasannya. Ada anak yang trampil bermain basket dan terpilih sebagai team (inti) basket disekolahnya. Setelah mengikuti fingerprint test, maka peranan ia trampil bermain basket adalah karena dexteritynya atau kecerdasan ketrampilan tangannya. Hal ini nampak pada tangannya yang tak bisa diam selama konsultasi. Ia juga sering memainkan alat tulis dengan memutarkan pensil atau ballpoint melalui jarinya. Disamping itu ia memiliki karakter mudah bosan dalam belajar ketrampilan. Ia ingin mengetahui banyak dengan mengikuti berbagai macam kegiatan, tetapi keahliannya hanya sebatas keingintahuannya. Manakala ia sudah banyak tahu tentang ketrampilan itu maka ia berhenti dan inginkan belajar ketrampilan lainnya. Main golfnya berhenti manakala temannya tak bermain lagi bersamanya. Setelah 4 bulan tak bermain golf ternyata temannya tetap konsisten bermain golf dilapangan yang lain.

Gejala perilaku individu dengan kecerdasan gerak tubuh yang tinggi adalah :

• Memiliki daya keseimbangan yang baik.
• Memiliki daya irama yang baik.
• Grakkannya luwes dan sangat lemah gemulai.
• Dapat mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dengan ekspresi gerak yang tepat.
• Terampil dalam belajar seni peran atau menari.
• Pandai dalam kegiatan olahraga.

Pilihan karir untuk individu yang memiliki kecerdasan physical expression yang tinggi adalah : Atlit atau olahragawan, Model, Artis, Aktor, Penari, Pemain Sirkus, Pelatih senam dan Fitness, Terapis Fisik dan karir yang menuntut banyak gerak dan kekuatan fisik yang diandalkan.

Demikian yang dapat kami sharingkan, mudah2an dapat menjadi masukkan bagi individu maupun orang tua.

Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Jumat, 01 Januari 2010

multiple intelligence, kecerdasan musik


Sidik Jari dan Kecerdasan

Kecerdasan musik sering kali mudah dalam mengidentifikasikannya. Namun orang tua perlu mengetahui tingkat kecerdasan tersebut sehingga dapat menstimulasi anak dengan tepat. Interaksi intelligensi dalam multiple intelligence dapat diidentifikasi dengan akurasi cukup tinggi melalui tes sidik jari. Interaksi antar inteligensi dapat digambarkan melalui gambaran yang kita temukan dalam realita. Ada orang yang kecerdasan musiknya tinggi tetapi hanya menjadi penikmat musik, penyanyi, pemain musik, penggubah lagu, bahkan ada pula yang bisa menyanyi, memainkan alat musik dan sekaligus mencipta lagu.

Hal ini menandakan adanya interaksi antar inteligensi. Tidak semua orang yang senang musik ( atau pada anak gejalanya nampak ketika mendengarkan sebuah lagu ia mengangguk-anggukkan kepalanya atau menggerakkan tangan dan kakinya ) bisa memainkan alat musik dengan piawai. Untuk memainkan alat musik dibutuhkan kecerdasan dexterity atau ketrampilan tangan. Bila individu tidak cerdas secara dexterity maka dibutuhkan waktu yang cukup lama agar ia bisa memainkan alat musik. Anggapan sebagian orang tua untuk memberikan anaknya kursus piano atau organ, yang dipercaya dapat menyeimbangkan kedua belah otak ternyata mengalami hambatan karena kemampuan dexterity anak tidak menunjang. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu dipahami adalah mengidentifikasi bakat anak terlebih dahulu.

Gambaran interaksi antar inteligensi juga nampak manakala kita mengetahui ada orang yang bisa menyanyikan lagu dan melakukan gubahan lagu dalam waktu singkat. Ia bisa menyusun lirik lagu dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan atau acara yang sedang berlangsung. Sesungguhnya kecerdasan menyanyi individu berinteraksi dengan kecerdasan imajinasinya. Ada pula individu yang tak mau merubah lirik lagu dan bahkan ia meniru persis sebagaimana penyanyi yang memperkenalkan lagu tersebut. Ia menirukan persis sampai dengan gaya dan cengkoknya. Hal ini dikarenakan kecerdasan imajinasinya rendah sehingga ia bisa meniru bukan mencipta atau berkreasi.

Kecerdasan Musik sesungguhnya merupakan kemampuan untuk mempersepsikan, mendiskriminasikan, mengubah dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini juga mencakup kepekaan akan ritme, tingkatan nada atau melodi atau warna suara dari suatu karya musik.

Individu yang memiliki kecerdasan musik cukup tinggi memiliki gejala perilaku :
• Memiliki kepekaan terhadap pola-pola suara.
• Mampu membedakan suara-suara atau memiliki kepekaan akan suara musik.
• Memiliki kemampuan untuk menentukan nada dan irama dengan baik.
• Bersama dengan kecerdasan gerak yang cukup maka ia mudah bergerak mengikuti irama.
• Dapat mengingat nada-nada dan pola suara dari suatu karya musik.

Namun karakter musik setiap individu berbeda. Ada yang lebih menyukai musik-musik yang lembut. Mereka tak bisa menerima perbedaan intonasi atas nada atau bunyi yang melonjak terlalu tinggi. Ada pula tipe karakter yang peka terhadap suara. Tipe ini mudah emosional manakala suara sound systemnya kurang tepat. Seringkali dalam sessi konsultasi kami menyarankan untuk membelikan sound system yang bagus sekalian. Ada yang suka semua jenis lagu, tetapi ada yang suka menyanyikan lagu yang diulang-ulang manakala ia dalam keadaan gembira tetapi tak mau mendengar lagu kalau berada dalam keadaan sedih atau kalut. Sedangkan tipe lainnya ada yang justru membutuhkan lagu manakala ia merasa sedih.

Informasi karakter cukup berarti dalam mengembangkan kecerdasan musik anak. Seorang anak mengikuti lomba organ, ia berlatih sungguh-sungguh untuk dapat tampil sebagai juara. Gerakan jemari dan kakinya dalam menekan tuts cukup diperhatikan. Tetapi ayahnya menghendaki ia memainkan lagu bukan yang berirama musik lembut. Mereka memilih lagu yang tepat untuk dibawakan pada kejuaran. Kesungguhannya berlatih membawa anak sampai dapat menyisihkan para pesaingnya. Namun ketika tampil dengan lagu yang bukan berirama lembut, ia mengalami beberapa kesalahan kecil dimana pada akhirnya ia tampil sebagai juara harapan 2. Sang anak juga menyatakan protes pada papanya, bahwa sesungguhnya ia lebih senang pada lagu yang pertama kali dipilihnya. Hal ini menandakan bahwa karakter musik individu juga cukup penting dalam pengembangan kecerdasan musiknya.

Beberapa alternatif stimulasi yang dapat dilakukan orang tua manakala ingin meningkatkan kecerdasan musik putranya adalah :

• Mengikut sertakan kursus bina vokalia, atau menganjurkan bernyanyi setiap hari dengan target lagu yang ditetapkan.
• Mengikuti kursus untuk memainkan alat musik, hendaknya dipilih sesuai dengan kecerdasan dexteritynya. Bila kecerdasan dexteritynya tinggi maka organ / piano cukup bagus, namun bila rendah maka pilihannya adalah alat musik yang sedikit menggunakan gerak jemarinya. Bila kecerdasan gerak tubuhnya tinggi maka pilihan untuk kersus drum cukup baik.
• Menyarankan anak untuk mendengarkan irama alam dan mencari polanya.
• Menganjurkan menggunakan puisi, sajak atau nyanyian untuk mengekspresikan perasaannya.
• Sesuai dengan karakternya maka anak juga dapat distimulasi mendengar musik dengan irama atau ketukan yang berbeda.
• Setiap hari mendengarkan lagu dan mengumpulkan sampai dengan 1000 lagu, untuk melatih perkembangan ketajaman kecerdasan musiknya.

Tentu saja pilihan karir bagi individu dengan kecerdasan musik yang tinggi adalah : Pemain Musik, Penulis Lagu, Editor Musik, Pembuat Sound track film, terapis musik, Pengelola Studio Musik dan Rekaman, Pemimpin Orkestra.

Demikian yang bisa kami sharingkan berkaitan dengan mutiple intelligence dan Tes Sidik Jari.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.