Selasa, 29 Desember 2009

Multiple Intelligence, Kecerdasan Interpersonal

Multiple Intelligence dan Fingerprint Test

Multiple intelligence dapat diidentifikasi melalui fingerprint analysis. Hasil identifikasinya berupa ranking kecerdasan individu. Kecerdasan tertinggi diidentifikasi dengan urutan ranking 1 – 4. Individu yang memiliki kecerdasan pada ranking 1 -4 dikatakan sebagai individu berbakat pada kecerdasan tersebut.
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan individu dalam menjalin rekasi dengan orang lain. Individu yang cerdas secara interpersonal memiliki kemampuan untuk mempersepsikan dan menangkap perbedaan-perbedaan mood, tujuan, motivasi, dan perasaan-perasaan orang lain. Termasuk dalam hal ini adalah kemampuan untuk membedakan berbagai tanda interpersonal.

Umumnya individu dinyatakan mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Ia mudah berinteraksi dengan orang lain. Adapun tanda gejala perilaku lainnya adalah :

• Pandai menunjukkan empati pada orang lain.
• Memiliki banyak teman.
• Dikagumi oleh teman-temannya.
• Dapat berteman dengan baik dengan orang-orang sebaya ataupun orang dewasa.
• Mampu bekerjasama dengan orang lain.
• Peka terhadap perasaan orang lain

Namun gejala kecerdasan tersebut kadang kala tak sesuai dengan realiti. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh karakter dalam diri individu. Fingerprint Analysis mampu mengidentifikasi karakter dan orang yang mengikuti fingerprint tes dapat mengukur sendiri tentang akurasi dari pengamatan seorang Analyst Fingerprint ketika membaca sidik jari. Analyst akan menyampaikan tentang karakter anda dalam menjalin relasi dengan orang lain.

Ada individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi tetapi gejala perilakunya nampak kurang pandai menjalin relasi. Sesungguhnya individu ini memiliki karakter lambat panas terhadap orang yang baru dikenalnya. Individu cenderung menyampaikan sesuatu yang ada disekitar untuk membuka pembicaraan. “hujan terus dalam minggu ini” pernyataan pembuka komunikasi ini disampaikan ketika sedang hujan pada hari itu.

Ia dikatakan cerdas interpersonal karena ia pandai memelihara relasi dengan orang yang telah dikenalnya. Individu ini tergolong sabar dalam mendengarkan komunikasi dari lawan bicaranya, meskipun kadang ia tak mengerti topik pembicaraannya. Reaksinya menunjukkan bahwa ia ingin mengharagi lawan bicaranya. Individu tergolong orang yang tak menyukai konflik terbuka dengan orang lain. Ia banyak mengalah dan lebih mengutamakan untuk menjaga harmoni dalam berhubungan. Kadang ia tak enak hati (jawa=sungkan) untuk berterus terang atas keperluannya, sehingga ia menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikannya.

Tabalong Kalimantan Selatan menyimpan kenangan tersendiri, karena memberikan sebuah contoh yang menambah keyakinan kami tentang akurasi fingerprint tes ini. Anak tersebut memiliki karakter dalam berinteraksi cenderung mengikuti pola yang pernah dialaminya. Ia tumbuh menjadi anak yang kurang inisiatif dalam bermain. Ia yang lebih tua 3 tahun dari adiknya, dalam kenyataannya dia mengikuti kemana adiknya memberikan perintah dalam permainan. Orang tuanya khawatir, tentang perkembangan anak tersebut. Namun setelah kami menyampaikan karakter bawaan dia maka orang tua dapat memahaminya. Manakala ia ditanyakan suatu perkalian 3 x 1 maka ia menggunakan jari-jemarinya untuk mengingatkan ia tentang hafalan perkalian yang diajarkan melalui tabel, padahal anak tersebut sudah menduduki kelas 5 SD. Karakter berpikirnya terpola terhadap apa yang diberikan kepadanya.

Adapula anak yang mudah sekali bergaul dengan berbagai kalangan. Sejak kecil ia mudah berkenalan dengan orang yang tak dikenalnya. Ia bahkan bersedia ikut pergi dengan orang yang tak dikenalnya. Anak dengan karakter ini sesungguhnya adalah anak yang berani memperkenalkan dirinya meskipun terhadap orang yang baru dikenalnya. Tipe ini adalah marketer sukses dibeberapa perusahaan. Oleh karena itu disamping informasi tentang kecerdasan, maka jauh lebih bermakna manakala kita tahu tentang karakter anak tersebut sehingga kita bisa mengembangkan potensinya secara optimal.

Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal adalah :

• Mendorong anak untuk berani bertemu dengan orang lain, manakala menyelesaikan pembayaran di supermarket.
• Mendorong anak untuk mengunjungi teman-teman dan menciptakan kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka.
• Mendorong anak untuk melakukan pengamatan terhadap bahasa tubuh dan ekspresi orang lain serta mendiskusikan tentang apa yang diamati dan makna dari bahasa tubuh tersebut sehingga ia menjadi peka terhadap perasaan dan emosi orang lain.
• Melakukan diskusi tentang karakter para pemain film setelah menonton film atau membaca buku.
• Mencari tokoh idola dan mengidentifikasikan mengapa anak menjadi individu menjadi idolanya.

Sedangkan pilhan karir yang dapat menjadi pilihan dia adalah : Marketing, Sosiolog, Politikus, Public Relation, Humas, Pelayanan Pelanggan, Konsultan.

Demikian info yang dapat kami sharingkan, mengenai multiple intelligence dan fingerprint test moga bermanfaat.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Multiple Intelligence, Kecerdasan Intrapersonal


Multiple intelligence dan karakter

Multiple intelligence mengakui bahwa setiap orang memiliki banyak kecerdasan atau kecerdasan jamak. Howard Gardner menyampaikan ada 8 kecerdasan manusia berdasar atas observasinya terhadap individu sukses dalam kehidupannya. Ada individu yang memiliki kemauan kuat dan dengan ketekunannya ia bisa mencapai apa yang dicita-citakan. Individu ini memiliki kecerdasan Intrapersonal yang kuat.

Kecerdasan Intrapersonal adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja dari karakter dan kepribadian. Suatu kemampuan untuk manajemen diri, kekuatan konsistensi dalam melakukan sesuatu, kepercayaan diri, memahami perasaan, ide-ide pribadi, dan pemahaman tentang diri sendiri.

Individu yang tinggi kecerdasan intrapersonalnya, ia memiliki kemampuan untuk memahami emosi, tujuan dan maksud pribadi. Individu ini memiliki ciri perilaku dengan kemauan yang kuat. Ia cenderung mempertahankan pendapatnya dan tak mudah menyerah bila memiliki suatu keinginan yang kuat. Individu seringkali berbicara dengan dirinya sendiri. Pernyataan yang sering dibicarakan ketika melakukan pembicaraan internal adalah “saya harus .....” atau “ saya seharusnya...”.

Bila kecerdasan ini dominan maka individu suka merenung dan berbicara sendiri. Ia menyukai untuk bekerja sendiri. Umumnya untuk anak pada jaman saat ini, mereka cenderung sibuk dengan laptop atau komputernya. Mereka betah berinteraksi dengan media komunikasi internet atau bermain sendiri. Individu ini tergolong perfectionist, dan bila kurang mendapatkan pelatihan atau berorganisasi maka cenderung mengalami kesulitan untuk mendelegasikan tugas. Ia lebih cenderung percaya atas kemampuan diri dan hasil kerjanya sendiri.

Bila kecerdasan ini berada pada ranking 1 dan selisih selnya cukup banyak dengan kecerdasan lainnya maka individu cenderung tertutup. Tanda atau gejala perilakunya adalah : menjawab pertanyaan dengan jawaban pendek atau sebatas yang ditanyakan, seringkali mengutarakan dengan jawaban “ tidak tahu”, “lupa” atau “ ya biasa-biasa aja”. Individu yang sangat introvert perlu mendapatkan perlakuan khusus dari orang tuanya dimana menumbuhkan sistem kepercayaan dalam interaksinya dengan anaknya. Penghargaan atas kejujuran sangat membantu anak untuk dapat menyampaikan apa yang menjadi beban pikirannya. Bukankah kejujuran jauh lebih penting dalam menghantarkan individu untuk sukses dibandingkan dengan ketrampilan, keahlian dan kepandaian. Melalui penghargaan atas kejujuran maka anak belajar untuk terbuka dan menyampaikan keluhan atau masalahnya sehingga dimasa dewasa anak dapat mempercayai orang lain sebagai metode katarsis atas permasalahannya.

Banyak kasus penyimpangan perilaku seperti pelaku bom bunuh diri selalu diidentifikasikan sebagai orang yang sangat tertutup. Sesungguhnya kalau orang tua bisa memahami bahwa putranya adalah introvert sejak dini maka mereka dapat mempersiapkan diri untuk membangun sikap untuk berterus terang bila ada permasalahan. Analisa sidik jari mampu membantu dalam mengidentifikasi anak dan menyampaikan gradasi tentang level introvert individu. Oleh karena itu sikap saling terbuka dalam keluarga perlu dibangun dengan pondasi yang kuat. Sikap otoriter orang tua terhadap anak yang introvert menumbuhkan sikap yang tak mau berterus terang pada diri anak.

Gejala perilaku yang nampak pada anak dengan kecerdasan intrapersonal yang tinggi adalah :

- Memiliki kemauan yang kuat bahkan ada sebagian yang cenderung keras kepala (fingerprint analysis mampu mengungkap dan mengidentifikasi perilaku ini ).
- Suka berbicara pada diri sendiri dengan fokus pada dirinya sendiri.
- Mampu untuk mengekspresikan kesukaan dan ketidak sukaan yang kuat.
- Dapat mengkomunikasikan perasaan-perasaannya.
- Sadar akan kekuatan dan kelemahannya.
- Percaya atas kemampuan dirinya.
- Pandai dalam memahami dirinya sendiri.

Disamping informasi tentang kecerdasan maka informasi mengenai karakter intrapersonal individu perlu diketahui. Bukankah individu yang dapat memahami dirinya maka memiliki peluang jauh lebih baik dalam mengembangkan potensi dirinya. Ada individu yang memiliki karakter lebih mengutamakan sasaran yang perlu dicapai. Individu ini cenderung menyatakan dalam dirinya bahwa “ bila dia bisa maka saya juga harus bisa”. Dalam bekerja individu ini meminta target yang harus dicapai jelas. Dan ia mudah menjadi stress dan kurang bisa menerima manakala ada prosedur kerja yang tidak disampaikan dan berakibat pada pencapaian yang kurang memuaskan. Karakter negatifnya, ia juga menuntut orang lain bisa menjadi seperti dirinya. Tentunya bimbingan orang tua dibutuhkan untuk mengendalikan karakter negatifnya.

Berbagai cara dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal yaitu :

- Mencari arti sebuah nama. Anak perlu diperkenalkan oleh orang tuanya tentang mengapa ia diberi nama demikian. Tentunya harapan orang tua juga bisa disampaikan melalui arti nama yang diberikan.
- Mengajak anak untuk membuat buku diary ( buku harian ), sehingga ia bisa menuangkan apa yang dipikirkannya kedalam buku tersebut. Manakala ia menuangkan dalam tulisan maka ia juga bisa melakukan introspeksi atas tindakannya.
- Bertanya kepada anak tentang pendapatnya, mengenai dirinya sendiri seperti kesukaannya, ketidaksukaannya, kekuatan dan kelemahannya.
- Mengajarkan anak untuk mengambil keputusannya sendiri, terutama bagi anak yang memiliki karakter tak bisa disuruh atau diperintah.
- Mendorong untuk mengingat prestasi – prestasinya untuk mendapatkan motivasi yang berkelanjutan.
- Teknik “self talk” sangat sesuai untuk anak dengan kecerdasan intrapersonal
yang tinggi dan dominan untuk kecerdasan tersebut.
- Menolong anak untuk dapat mengekspresikan perasaan-perasaan dan emosinya.
- Menentukan cita-cita bersama anak.

Demikian yang dapat kami sharingkan, moga bisa mendatangkan manfaat.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Senin, 28 Desember 2009

Multiple Intelligence, Kecerdasan Bahasa


Pentingnya memahami multiple intelligence dan karakter.

Anak yang memiliki multiple Intelligence dengan dominasi kecerdasan bahasa tentunya tergolong anak yang tidak menemui banyak kesulitan dalam menerima pelajaran di sekolah. Kecerdasan logika – matematika dan bahasa merupakan kecerdasan di sekolah. Anak dengan kecerdasan bahasa yang tinggi dapat cepat tanggap ketika memperoleh penjelasan dari gurunya. Anak demikian cenderung meremehkan pelajaran yang diterimanya karena ia dapat dengan cepat memahami pelajaran ketika belajar. Pernyataannya “ gampang mama, adik dah bisa kog”, ketika di suruh belajar.

Kecerdasan bahasa adalah kemampuan dan kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks. Termasuk dalam hal ini meyakinkan, menyampaikan informasi baik lisan maupun tertulis serta memberikan semangat pada orang lain. Tanda atau gejala perilaku yang nampak pada anak dengan kecerdasan verbal yang tinggi adalah :

- Suka berbicara dan bercerita.
- Suka korespondensi dan berdebat.
- Suka mendengarkan orang lain dan suka bertanya.
- Memiliki kosa kata yang baik.
- Mudah menirukandengan cepat dialek suatu daerah
- Dapat mempelajari bahasa baru ( asing ) dengan mudah.
- Suka bermain dengan kata-kata : permainan kata dan sajak atau berpuisi.
- Suka membaca dan Menulis.
- Umumnya nilai pelajaran bahasa Inggris atau mandarinnya baik.
- Pandai dalam mengingat nama-nama, tempat, tanggal dan hal sepele.

Disamping mengetahui level kecerdasan verbal anak, maka hal yang lebih penting lagi adalah karakter bicara anak. Ada individu yang cenderung “berbicara to the point”. Ia menghendaki efisiensi dalam berbicara. Individu ini cenderung menyukai situasi formal dalam berbicara. Ia lebih menyukai bicara dengan persiapan lebih dulu. Tergolong orang yang berbicara runtut dan pembicaraannya membuat orang lain jelas. Ia lebih suka dan cenderung mudah berbicara manakala diberikan data.

Berdasar atas analisa sidik jari juga ada individu yang karakter berbicaranya melompat-lompat. Seringkali pembicaraannya belum selesai dan berpindah topik yang lain manakala terbersit dalam pikirannya topik lainnya. Individu ini membuat orang lain kurang paham atas pembicaraannya. Manakala ia menjual suatu produk atau jasa maka ia memiliki kecenderungan untuk menjelaskan seluruh detail produk atau jasa tersebut termasuk tentang kelebihan dan kelemahannya. Individu ini perlu berbicara point pokok saja dan berlatih untuk berbicara dengan sebuah panduan.

Cara untuk meningkatkan kecerdasan verbal adalah dengan cara :

- Berbicara dengan bahasa dewasa ketika berinteraksi dengan anak.
- Menambah kosakata dengan pembicaraan keseharian sehingga anak mampu
menanggapi suatu cerita atau pembicaraan.
- Memberikan dongeng, bercerita atau membacakan buku sebelum tidur.
- Mendorong anak untuk membaca dan memiliki tempat membaca di rumah.
- Belajar atau kursus bahasa asing dan berbicara dalam kesehariannya dengan
bahasa tersebut.
- Mendorong anak untuk mengungkapkan pandangannya sendiri.
- Mengikut anak untuk belajar menjadi presenter dan mendorong anak untuk
mengikuti lomba debat atau presentasi.

Dalam mengikutkan anak untuk belajar bahasa asing maka ada anak yang memiliki kemampuan untuk belajar lebih dari 2 bahasa dan ada anak yang perlu belajar satu persatu. Oleh karena itu informasi mengenai kapasitas otak diperlukan untuk mengarahkan individu ini. Suatu ungkapan yang dinyatakan oleh orang tua, “ anak saya pandai dalam belajar bahasa Inggris dan Mandarin, sedangkan anak teman saya hanya nilai bahasa Inggris nya yang baik sedangkan nilai Bahasa Mandarinnya kurang baik. Anak dengan kapasitas otak yang kecil juga memiliki kepandaian tetapi ia perlu belajar untuk segera menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Anak demikian mudah stress bila banyak masalah yang belum diselesaikannya.

Sedangkan karir yang tepat untuk individu dengan kecerdasan verbal adalah : Penceramah, Wartawan, Penulis, Guru bahasa, Pengacara, Editor, Pelawak, ahli debat professional, penterjemah, pembawa acara.

Demikian yang dapat kami sharingkan, mudah2an dapat mendatangkan manfaat.

Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana.
Executive Partner Smart Business Solution.

multiple Intelligence, Kecerdasan Logika Matematika


Pentingnya memahami multiple intelligence dan karakter.

Multiple intelligence merupakan suatu pengakuan bahwa setiap anak cerdas, mereka memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan merupakan kecerdasan yang tertinggi atau seringkali di sebut sebagai bakat. Sedangkan kelemahan merupakan kecerdasan terendahnya. Individu yang memiliki kecerdasan logika matematika rendah, bisa dilatih untuk dapat mencapai nilai yang baik dibidang matematika. Namun berkaitan dengan logika, maka sulit dikembangkan dengan suatu latihan. Anak yang kecerdasan logika metematikanya rendah, kurang menyukai soal yang berkaitan dengan logika. Soal dalam bentuk cerita seringkali menurut pandangannya ,menyesatkan dan kurang praktis, mereka umumnya benci soal ini. Mereka dapat mengerjakan ketika diberikan contoh soal yang banyak. Karena manakala soalnya sedikit berbeda mereka tak bisa mengerjakannya. Setelah lulus sebagai sarjana, mereka juga mengalami kesulitan mengerjakan soal logika kelas 5 SD, hal ini menandakan mereka bisa mengerjakan soal tersebut karena hafal bukan mengerti dan memahami alur logikanya.

Kecerdasan logika matematika adalah kemampuan untuk meneliti pola-pola, kategori-kategori dan hubungan-hubungan dengan cara memanipulasi obyek-obyek atau simbol-simbol dan mencobanya dengan cara yang terkontrol dan mengikuti urutan logis. Kecerdasan ini juga merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara deduktif atau induktif, mengenali dan memanipulasi pola-pola abstrak dan hubungan-hubungan abstrak.

Individu yang dominan pada kecerdasan ini, menunjukkan gejala perilaku yaitu :

- Menyukai matematika atau obyek sains
- Cenderung mengajukan pertanyaan dan berusaha mencari jawabannya sendiri.
- Suka memahami hukum alam dan kejadian-kejadian di lingkungan untuk dijadikan
dasar sebagai pemecahan atas suatu permasalahan.
- Memperhatikan atas kekurangan penjelasan logika yang dikemukakan oleh orang
lain ketika berbicara dengannya.
- Suka bermain permainan yang memerlukan banyak strategi seperti catur atau
teka-teki.

Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua anak yang menyukai matematika memiliki kecerdasan logika matematika yang tinggi. Rasa senang juga dapat dibentuk melalui stimulasi lingkungan. Suatu hal yang wajar manakala individu menguasai ketrampilan tertentu atau mendapat nilai yang baik dalam mata pelajaran matematika, ia tentunya cenderung menyukai matematika. Oleh karena itu gejala perilaku diatas harus nampak seluruhnya pada perilaku individu. Seorang anak menyukai pelajaran matematika dan mendapat nilai baik tetapi setelah diidentifikasi dengan tes sidik jari maka dapat diketahui bahwa kecerdasan logika matematikanya tidak terlalu tinggi. Sang mama juga menyatakan bahwa anaknya harus diberi contoh atau latihan soal yang banyak. Manakala soalnya berbeda dia mengalami sedikit kebingungan menyelesaikannya.

Bila anak memiliki kecerdasan yang tinggi di logika matematika maka beberapa cara berikut dapat menjadi latihan yang mampu meningkatkan kecerdasannya. Latihan tersebut adalah :

- Bermain dengan menggunakan logika dan strategi, seperti permainan monopoli,
catur,dll.
- Membimbing dan mengarahkan anak untuk mengemukakan pendapat dan kritik atas
suatu kejadian yang dialami atau diketahuinya. Memberikan kritik atas cerita
atau film.
- Mempelajari program atau mengikuti lomba matematika dan ilmu pengetahuan.
Berkunjung ke planetariun dan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Mendiskusikan dan melakukan penyelidikan masalah-masalah ilmu pengetahuan.
- Mengikut sertakan anak dengan angka-angka dalam kehidupan kesehariannya,
serta berlatih berhitung cepat dan menghitung uang kembalian yang harus
diterimanya.
- Daftarkan untuk mengikuti latihan aritmatika atau kursus robotik.
- Belajar untuk menggunakan komputer dan software sederhana.
- Dorong anak untuk lebih peka di dalam kegiatan sehari-hari serta berikan dia
kesempatan untuk berpikir dan mengambil kesimpulan atas suatu permasalahan.

Tentunya latihan ini juga dapat diikuti oleh anak yang kurang cerdas logika matematikanya tetapi bagi anak yang cerdas porsi latihan dapat ditambahkan. Hal ini karena kecerdasan dan latihan ini dibutuhkan agar anak tidak mengalami kesulitan belajar di sekolah yang menyebabkan ia merasa kurang percaya diri.

Sedangkan pilihan karir bagi individu dengan kecerdasan logika matematika adalah : Akuntan, ahli statistik, analis data, Auditors, Guru Matematika, Pengacara, Peneliti Ilmu Pengetahuan, Tenaga Professional Medis, Programmer komputer.

Demikian yang bisa kami sharingkan, mudah2an dapat dipahami dengan baik.

Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana.
Executive Partner Smart Business Solution.

Minggu, 27 Desember 2009

Multiple Intelligence


Multiple intelligence dan karakter

Multiple Intelligence suatu pengakuan bahwa setiap orang adalah cerdas. Ranking Kecerdasan dalam Multiple Intelligence yang menentukan kecerdasan atau bakat individu. Adapun Multiple Intelligence tersebut adalah :

1. Kecerdasan Logika Matematika

adalah kemampuan untuk meneliti pola-pola, kategori-kategori dan hubungan-hubungan dengan cara memanipulasi obyek-obyek atau simbol-simbol dan mencobanya dengan cara yang terkontrol dan mengikuti urutan logis. Kecerdasan ini juga merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara deduktif atau induktif, mengenali dan memanipulasi pola-pola abstrak dan hubungan-hubungan abstrak.

2. Kecerdasan Bahasa

adalah kemampuan dan kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks. Termasuk dalam hal ini meyakinkan, menyampaikan informasi baik lisan maupun tertulis serta memberikan semangat pada orang lain.

3. Kecerdasan Intrapersonal

adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja dari karakter dan kepribadian. Suatu kemampuan untuk manajemen diri, kekuatan konsistensi dalam melakukan sesuatu, kepercayaan diri, memahami perasaan, ide-ide pribadi, dan pemahaman tentang diri sendiri.

4. Kecerdasan Interpersonal

Adalah kemampuan untuk memahami, menjalin relasi, berkomunikasi dengan orang lain. Mampu memperhatikan tujuan, maksud, motivasi orang lain. Mereka peka terhadap emosi, perasaan dan temperamen orang lain. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dalam kelompok dan mampu berkomunikasi secara efektif serta mudah beremphati pada orang lain. Lebih mudah belajar ketika berada pada situasi kelompok.

5. Kecerdasan Musik

Adalah kemampuan untuk mendengarkan pola musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Suatu kemampuan untuk menikmati. Menampilkan dan membuat gubahan lagu / musik. Termasuk kepekaan dalam menentukan nada, irama, dan merespon elemen-elemen tersebut secara emosional atau tersirat.

6. Kecerdasan Naturalis

Suka mengamati, mengenali, berinteraksi dan peduli dengan obyek alam, tanaman atau hewan. Mampu mengenali pola diantara spesies. Senang memelihara tanaman, hewan. Suka menggunakan teleskop, mikroskop, komputer untuk mempelajari suatu organisme. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.

7. Kecerdasan Visual Spatial

Adalah kemampuan untuk melihat dan membayangkan bentuk dari sebuah benda, dan untuk melihat serta menciptakan perbedaan, keseimbangan, keselarasan dan komposisi didalam tayangan visual atau ruang. Kemampuan untuk menciptakan gambaran visual / ruang dari realita dan mentransfer gambaran tersebut secara abstrak atau konkrit.

Dalam tes sidik jari, dibedakan antara kecerdasan visual yang merupakan kepekaan terhadap pengamatan ruang dan mampu memproduksinya dalam bentuk 2 dimensi. Sedangkan kecerdasan spatial, lebih merupakan kecerdasan imajinasi yaitu menggambarkan atau menciptakan gambaran abstrak dan 3 dimensi. Memahami Kecerdasan imajinasi yang juga dapat berinteraksi dengan kecerdasan lainnya, sehingga ada seorang koki yang sulit menjadi chef karena tak bisa menciptakan resep. Orang yang memiliki imajinasi tinggi adalah peka terhadap rasa. Kecerdasan imajinasi sebagai kecerdasan ke 8 dalam sidik jari.

9. Kecerdasan Kinestetik / Gerak

Kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh secara trampil berkaitan dengan motorik kasar atau halus. Termasuk disini dalam mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani obyek. Trampil dalam olahraga, seni peran, drama dan membuat barang-barang seni atau kerajinan. Memiliki kontrol yang baik pada gerakan keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak. Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik.

Dalam analisa tes sidik jari, kecerdasan gerak tubuh atau physical expression dibedakan dengan kecerdasan jari jemari. Individu yang cerdas gerak tubuh cenderung menyukai banyak gerak dan tak bisa diam. Sulit untuk berkonsentrasi atau konsentrasinya pendek. Belajar dengan cara memainkan peran atau memperagakan jauh lebih optimal. Sedangakan individu yang cerdas jari, lebih menyukai belajar dengan cara menulis atau menyimpulkan apa yang dipejarinya. Tangannya terampil untuk menggambar, membuat barang seni atau kerajinan tangan. Kecerdasan Jari ( trampil tangan ) merupakan kecerdasan ke 10 dalam analisa sidik jari.

Multiple Intelligence mengungkap 8 kecerdasan atau 10 kecerdasan? Bila anda mengikuti tes sidik jari maka tentunya yang dilaporkan adalah 10 kecerdasan sesuai dengan jumlah jarinya. bukankah mengetahui lebih detail, maka kita akan jauh dapat memahami diri kita.

Sekian yang dapat disampaikan,

Salam sukses selalu
Drs.Psi.Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Multiple Intelligence dan Sidik Jari


Multiple Intelligence dan Sidik Jari

Pada awal tahun 1980-an, Profesor bidang Pendidikan, Howard Gardner dari Harvard University mengemukakan teori kecerdasan majemuk. Ia menyatakan bahwa cara tradisional memandang kecerdasan berdasarkan tes IQ, sangatlah terbatas. Sebaliknya ia memberikan pandangan tentang delapan kecerdasan dimana setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda. Teori ini membuktikan bahwa tak ada anak yang tak cerdas. Setiap anak memiliki kecerdasan, tetapi dominasi kecerdasannya berbeda.

Kecerdasan tersebut adalah : kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan visual ruang, kecerdasan kinestetis, kecerdasan naturalis. Ke delapan kecerdasan ini tak berdiri sendiri tetapi saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Variasi ranking kecerdasan dan interaksinya menggambarkan tentang diri individu, sehingga setiap individu menjadi berbeda. Implikasi bagi metode belajar mengajar seharusnya difokuskan pada kecerdasan tertentu dengan menggunakan gaya pengajaran yang tepat sesuai potensi kecerdasan anak didik. Oleh karena itu penaksiran kemampuan seharusnya mengukur semua bentuk kecerdasan, bukan hanya terfokus pada bahasa dan logika.

Pada abad ke 19,Paul Brocca menemukan area pusat produksi kemampuan bicara berada pada area frontal lobes yang dikenal sebagai area brocca di otak bagian kiri. Individu yang mengalami Brocca’s aphasia dan Wernicke’s aphasia akan menga;ami gangguan pada kemampuan bicaranya. Hal ini membuktikan bahwa pusat kemampuan bahasa berada pada otak sebelah kiri.

Pembuktian berikutnya dilakukan oleh Roger Sperry dan Koleganya pada tahun 1960. Penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan fungsi dan tugas antara otak kanan dan kiri. Otak kiri memiliki fungsi untuk verbal, pemahaman logis, faktual dan analisis. Sementara itu otak kanan memiliki fungsi yang berkaitan dengan persepsi ruang, musik, kreatifitas dan emosi. Otak kanan berhubungan dengan tangan kiri dan otak kiri berkaitan dengan tangan kanan.Hasil penemuan inilah yang mengantarkan Roger W.Sperry mendapat hadiah nobel pada tahun 1981.
Penemuan berikutnya dilakukan Dr Rita Levi Montalcini (peraih Nobel Prize, bidang neurologi, 2003) dan Dr Stanley Cohen dimana mereka menemukan adanya korelasi antara NGF ( Nerve Growth Factor ) dan EGF ( Epidermal Growth Factor ). Korelasi antara NGF dan EGF adalah :
• Fingerprint pada ibu jari berkorelasi dengan bagian otak Prefrontal.
• Fingerprint pada Telunjuk berkorelasi dengan bagian otak Frontal.
• Fingerprint pada Jari Tengah berkorelasi dengan bagian otak Parietal.
• Fingerprint pada Jari Manis berhubungan dengan bagian otak Temporal.
• Fingeprint pada Jari Kelingking berhubungan dengan bagian otak Occipital.

Karena identifikasi multiple intelligence dilakukan melalui sidik jari maka berarti ada 10 kecerdasan bukan hanya 8 kecerdasan. Hal ini dapat dipahami karena kecerdasan visual diukur berdasar pengamatan perilaku sehingga dinyatakan sebagai visual spatial. Dalam sidik jari maka kecerdasan ini merupakan interaksi kecerdasan visual 2 dimensi dan kecerdasan imajinasi atau kemampuan melihat ruang. Oleh karena itu,tidak semua anak yang bisa menggambar sesuai untuk pemilihan jurusan studi sebagai arsitek. Kita juga dapat melihat bahwa ada anak yang bisa menggambar dengan melihat alam, ada yang menggambar alam berdasarkan foto, ada lainnya yang suka menggambar abstrak, ada yang mampu menggambar 3 dimensi. Tentunya melalui analisa sidik jari hal ini dapat diidentifikasi dengan tepat.

Kecerdasan kinestetik dapat diidentifikasi melalui 2 kecerdasan yaitu kecerdasan gerak tubuh dan kecerdasan gerak jari jemari. Memang pada anak usia dini perbedaan perilaku antara anak yang dominan kecerdasan tubuhnya dan jemarinya tidak terlalu nampak sehingga diidentifikasi sebagai kecerdasan kinestetik atau sensory. Pada usia 10 tahun keatas ( atau sebagian ada yang menunjukkan perbedaan diatas 12 tahun), maka ada sebagian anak yang dikenal tak bisa diam atau banyak bergerak mulai menunjukkan penurunan gerakkan tubuhnya tetapi lebih banyak di dominasi oleh gerakkan jemarinya. Anak yang cerdas atau trampil menggunakan jemarinya adalah anak yang pandai membuat barang kerajinan tangan. Oleh karena itu menurut gejala perilakunya maka ada 8 kecerdasan majemuk pada diri individu.

Kadang dalam melihat gejala perilaku kita juga bisa mengidentifikasi kecerdasan anak yang menonjol. Manakala ada seoarang anak yang mendengar musik langsung menggerak-gerakkan kaki atau tangannya mengikuti irama musik. Tanda atau gejala ini menandakan anak memiliki kecerdasan musik yang cukup tinggi. Oleh orang tuanya, anak tersebut di kursuskan piano dengan alasan agar otak kanan dan kirinya seimbang. Namun setelah 4 tahun mengikuti kursus tersebut, sang anak tidak menunjukkan kemajuan yang berarti dibandingkan rekan di kelasnya. Memang biaya kursusnya terbilang tidak terlalu tinggi menurut ukuran orang tuanya yaitu Rp 350.000,-. Tetapi bila dihitung waktu dan biaya selama periode 4 tahun, maka biaya tersebut terbilang besar yaitu 4 x 12 x 350.000 = Rp. 16.800.000,-.

Akhirnya sang mama mengikut sertakan anaknya untuk mengikuti tes sidik jari. Berdasar atas hasil analisa, diidentifikasi anak tersebut memang memiliki kecerdasan musik yang tinggi. Namun karena kecerdasan dexteritynya lemah maka anak cenderung kurang trampil dalam menggunakan jemarinya. Dibutuhkan waktu yang lebih banyak dan belajar secara konsisten untuk bisa menguasai ketrampilan memainkan tuts piano. Sang anak bisa menjadi stress karena tak cepat menguasai ketrampilan tersebut. Gejala nampak ketika disampaikan informasi ini, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidak setujuan atas desakan orang tuanya bermain piano.

Hal ini tentu dapat dipahami dengan gejala perilaku yang nampak yaitu ada orang yang senang menikmati musik, tetapi tidak semua yang cerdas musik bisa menyanyi dengan baik. Adapula orang yang pandai bermain musik tetapi tak bisa mengarang lagu. Ada pengarang lagu tetapi tak pandai menyanyi. Hal ini juga ditentukan oleh interaksi antar kecerdasannya. Dalam sessi konsultasi seringkali interaksi ini disampaikan dan berikut gejala perilaku yang nampak pada saat ini.

Demikian yang bisa kami sharingkan tentang multiple intelligence dan tes sidik jari, mudah2an dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Salam sukses selalu
Drs.Psi.Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Rabu, 23 Desember 2009

Tes Sidik Jari


Sidik Jari
dan Kecerdasan.

Banyak jasa yang menawarkan Tes Sidik Jari. Memang Penelitian mengenai Sidik Jari sudah cukup lama dilakukan yaitu seratus tahun yang lalu. Francis Galton pada tahun 1892 melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa sidik jari unik dimana setiap orang memiliki sidik jari yang berbeda. Sedangkan Sidik Jari bersifat tetap dan tak pernah mengalami perubahan. Manakala terluka maka ia akan tumbuh kembali. Oleh karena itu Sidik Jari di gunakan sebagai identitas diri.

Penelitian Sidik Jari menjadi terbuka ketika melalui sebuah penelitian yang dilakukan oleh Roger W.Sperry, pemenang Nobel tahun 1981, menemukan tentang “ functional specialization of the cerebral hemisphere”. Otak kanan berhubungan dengan tangan kiri dan Otak kiri berhubungan dengan tangan kanan. Otak kanan dan kiri juga memiliki fungsi berbeda. Otak kiri memiliki kecenderungan yang mengarah pada keteraturan, menyukai hal –hal yang realistis, logika dan berkaitan dengan kemampuan pemahaman dalam membaca data statistik. Sedangkan Otak kanan lebih berkaitan dengan Abstraksi dan Emosi.

Penemuan berikutnya dilakukan Dr Rita Levi Montalcini (peraih Nobel Prize, bidang neurologi, 2003) dan Dr Stanley Cohen dimana mereka menemukan adanya korelasi antara NGF ( Nerve Growth Factor ) dan EGF ( Epidermal Growth Factor ). Korelasi antara NGF dan EGF adalah :

• Fingerprint pada ibu jari berkorelasi dengan bagian otak Prefrontal.
• Fingerprint pada Telunjuk berkorelasi dengan bagian otak Frontal.
• Fingerprint pada Jari Tengah berkorelasi dengan bagian otak Parietal.
• Fingerprint pada Jari Manis berhubungan dengan bagian otak Temporal.
• Fingeprint pada Jari Kelingking berhubungan dengan bagian otak Occipital.

Penelitian mengenai sidik jari dilanjutkan dengan melibatkan psikolog dan peneliti bidang ilmu sosial. Pengumpulan guratan sidik jari yang sama dan hasil tes yang memiliki korelasi kuat di jadikan dasar untuk menilai karakter bawaan individu. Sedangkan hasil yang berbeda dan lemah korelasinya di pilahkan dan diidentifikasi sebagai faktor pengaruh lingkungan. Oleh karena itu bila sidik jari anda Ulnar loop ( lihat gambar, pada artikel lainnya pada www.reksaboeana.blogspot.com ) di kiri dan kanan kelingking anda maka anda cenderung memiliki tipe karakter yang tak mengetahui arah. Anda lebih banyak mengingat tanda-tanda yang ada di lingkungan manakala anda bepergian. Individu ini seringkali mengalami kebingungan manakala tanda-tanda di lingkungan tersebut telah berubah. Karakter bawaan ini cenderung tetap sampai individu dewasa.

Tes Sidik Jari dan kecerdasan yang diukur memiliki akurasi yang tinggi. Namun anda perlu berhati-hati dalam memilih tes sidik jari. Ada beberapa tes sidik jari yang mengukur guratan Tented Arch ( TA dalam bahasa analyst fingerprint) dan Simple Arch ( SA ) dengan pengukuran yang berbeda. Sehingga manakala disimpulkan individunya sebagai orang yang mudah bergaul ternyata individu tersebut kurang pandai bergaul. Seorang ibu mengikuti tes sidik jari di bandung kemudian mengikuti tes ulang ditempat kami. Ia tak memiliki banyak teman, cenderung lambat dalam memulai interaksi, namun ia memiliki tingkat kedalaman dan perhatian terhadap orang yang dikenalnya. Sesungguhnya model Tented Arch tidak dapat diukur dan tingkat kecerdasannya ditentukan murni oleh faktor lingkungan. Individunya tergolong orang yang sangat dipengaruhi oleh apa yang dipelajarinya.

Suatu kasus menarik, kami temukan di Tabalong Kalimantan Selatan dimana ke 4 sidik jari anak tersebut adalah Tented Arch. Anak pertamanya ini kurang memiliki inisiatif. Manakala ia bermain ia justru mengikuti permainan yang dilakukan adiknya yang 3 tahun lebih muda. Ia tergolong sabar dan ketika mendapatkan nilai ulangannya cenderung menyembunyikan dari orang tuanya. Ia juga suka melihat hasil ulangan adiknya dan mempelajari materi soal adiknya dan bukan pelajaran dia sendiri. Memang individu yang demikian selalu berorientasi tentang masa lalu. Kata yang sering diucapkan adalah dulu. Prestasi yang selalu dijadikan dasar bertindak saat ini adalah menyamakan dengan apa yang telah dicapainya di masa lalu. Ia cenderung orang yang prosedural. Tipe ini tak banyak memiliki teman tetapi ia dekat sekali dengan teman yang dikenalnya.

Langkah perbaikan diberikan pada saat konsultasi, dimana individu dengan tipe karakter ini memiliki karakter kecerdasan seperti spon. Menyerap apa saja yang diterimanya. Ia kurang memiliki alternatif manakala melakukan tindakan karena apa yang diperoleh adalah apa yang dipantulkannya dalam perilakunya. Oleh karena itu disarankan tipe ini diberikan saran belajar multiple learning. Hal terpenting adalah memahami potensi diri lebih dulu sehingga kita bisa mengoptimalkan potensi kita jauh lebih baik.

Akurasi tes dapat diukur dengan karakter yang disampaikan melalui hasil tes sidik jari. orang tua dapat pula mengukur akurasinya dengan menanyakan pada analyst fingerprint. Setelah tes melakukan tes sidik jari, anda juga dapat mengukur gejala kecerdasan anak tersebut sesuai dengan tingkat kecerdasan berdasar hasil tes sidik jari.
Demikian yang dapat kami sharingkan tentang sidik jari dan kecerdasan, moga bisa banyak membantu para pembaca.

Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana.
Executive Partner Smart Business Solution.

Hasil Psikotes


Hasil Psikotes dan Fingerprint Test

Maraknya buku yang menyajikan latihan untuk persiapan psikotes yang dijual bebas di toko buku. Banyaknya penyedia jasa untuk memberikan pelatihan “siap menghadapi psikotes”. Hal ini menandakan bahwa begitu hebohnya psikotes sebagai faktor penentu nasib hidup seseorang. Persepsi masyarakat ini tentunya tidak berlebihan karena bila individu sudah mempersiapkan diri dengan baik maka tentu hasilnya juga baik. Penentuan Penjurusan dan Penerimaan pegawai juga diputuskan melalui Hasil Psikotes.

Tentunya untuk tes yang bersifat angka dan perhitungan bisa jadi hasilnya berbeda. Dampak latihan dapat meningkatkan hasil skor tes IQ. Penjelasan atas perubahan ini juga bisa dirasakan oleh para orang tua yang mendapatkan hasil psikotes yang berbeda pada anaknya. Penjual makanan khas Padang juga mampu terlatih menghitung jumlah tagihan tanpa bantuan mesin hitung ( kalkulator). Mereka dapat dengan cepat menghitung total biaya tanpa ada kesalahan.

Hasil psikotes juga dipengaruhi oleh frekuensi individu mengikuti tes. Banyak diantara pelamar membuat surat lamaran sebanyak mungkin. Hal ini juga nampak pada aktifitas pelamar pada saat job fair. Mereka membuat banyak surat lamaran dan memasukkan ke banyak perusahaan yang mengikuti Job Fair. Tentunya mereka juga memiliki peluang untuk mengikuti psikotes berulang-ulang. Bagi Psikolog tentu perlu menanyakan pada pelamar mengenai waktu psikotes terakhir yang pernah diikuti. Karena hasil psikotes juga bisa berbeda ketika individu sering mengikuti psikotes. Mereka mengandalkan hafalan atas jawabannya dan mempersingkat waktu di awal tes sehingga memiliki peluang lebih banyak waktu untuk mengerjakan tes berikutnya dibandingkan ia tes pertama kali.

Anak yang mengikuti kursus kumon mendapatkan hasil psikotes yang berbeda dibandingkan sebelum ia mengikuti kursus tersebut. Hal ini menandakan kemampuan angka dapat ditingkatkan melalui latihan. Dr Kawashima menganjurkan untuk berlatih menghitung dengan kecepatan yang tinggi dari angka 1 sampai dengan 120 dan melakukan pengukuran waktu penyelesaiannya. Manakala terjadi perubahan kecepatan yang signifikan setelah fase mendatar maka terjadi penguatan di prefrontal cortex individu berkaitan dengan angka. Namun kecerdasan logika individu tidak bisa ditingkatkan bila ia memang rendah kecerdasan logikanya.

Setelah mengikuti fingerprint test dan diidentifikasi bahwa kecerdasan logikanya rendah maka anak tersebut cenderung bisa mengerjakan soal karena hafalan. Mamanya menyampaikan bahwa anaknya perlu diberikan contoh soal yang banyak. Manakala soalnya berbeda maka ia cenderung tidak bisa menjawabnya. Oleh karena itu bagi orang tua yang anaknya diidentifikasi kecerdasan logikanya rendah maka banyak-banyaklah untuk latihan mengerjakan soal sehingga nilai yang diharapkan dapat dicapai. Berlatih menghitung dari 1 sampai 120 dan menghitung mundur dari 100 menuju nol bisa dijadikan sebagai latihan untuk memperkuat prefrontal cortex anak berkaitan dengan angka. Latihan kombinasi angka juga bisa sangat membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat anak.

Demikian yang bisa kami sharingkan,berkaitan dengan hasil psikotes dan fingerprint test, mudah2an banyak membantu

Salam Sukses Selalu
Drs,Psi.Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Selasa, 22 Desember 2009

Perlu Memahami Learning Style Anak Anda


Sidik Jari dan Kecerdasan.

Seorang ibu datang untuk konsultasi mengenai anaknya. Ia mengeluh bahwa anaknya sulit sekali disuruh belajar, seakan tanggung jawabnya kurang sekali padahal ia sudah kelas 5 SD. Beda sekali dengan adiknya yang 3 tahun lebih muda. Ia sering melihat hasil prestasi adiknya dan membahas soal-soal adiknya. Jika anak saya satu mungkin saya akan berkesimpulan bahwa semua anak sama. Namun justru anak yang besar kog rasa tanggung jawabnya kalah dengan adiknya. Seharusnya anak yang lebih besar sudah jauh lebih mengerti.

Pada awalnya kami memberikan masukan bahwa ibu tidak sendiri dalam menghadapi kasus ini karena banyak orang tua yang juga memiliki keluhan yang sama. Hal paling penting adalah ibu harus yakin bahwa suatu saat putra ibu akan memiliki rasa tanggung jawab untuk belajar. Hindarkan perkataan ibu (dalam batin atau intrapersonal communication) yang menyatakan bahwa anak ibu harus disuruh belajar dan sulit bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai seorang siswa. Karena apa yang sesungguhnya diucapkan (meskipun dalam batin), itulah yang akan menjadi kenyataan ( bahwa ia harus disuruh belajar). Sesungguhnya segala sesuatu diciptakan 2 kali. Pertama di alam pikir kemudian diwujudkan dalam kenyataan. Tak ada yang tercipta tanpa proses difikirkan detail terlebih dahulu. Oleh karena itu kita harus menjaga pikiran kita. Sesungguhnya musuh terbesar manusia ada didalam dirinya sendiri.

Langkah berikutnya adalah mencari faktor penyebab suatu masalah tersebut timbul. Dengan mengetahui penyebabnya maka kita dapat menentukan langkah perbaikannya dengan lebih tepat. Kadang mengajak anak berbicara terus terang untuk bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah membutuhkan waktu dan pertemuan berulang kali. Terutama bagi anak yang tertutup karena mereka berpandangan bahwa sikapnya bukanlah suatu masalah bagi dirinya. Menggali faktor penyebab dari mamanya juga perlu waktu karena tak ada individu yang mau disalahkan tindakannya. Sang mama merasa tindakannya sudah tepat, karena ia beranggapan “mengapa tak terjadi pada adiknya?” Kemudian ia menambahkan argumennya “ Bila saya yang salah maka pasti adiknya juga mengalami hal yang sama karena kami tak pernah membedakan mereka?”.

Setelah sessi menggali permasalahan tak berujung, maka kami sarankan untuk dilakukan Tes Sidik Jari. Berdasarkan hasil Tes Sidik Jari, ternyata seluruh jari anak pertama ini memiliki guratan yang se tipe yaitu ulnar loop. Anak dengan sidik jari ini adalah anak yang peka perasaannya. Ia tak bisa menerima perintah belajar dari mamanya, hal ini kami langsung sampaikan pada anaknya dan ia mengiyakan tanpa berkata-kata. Ia memiliki gaya belajar sebagai “Afektif Learner”. Seorang yang kurang suka di suruh belajar tetapi lebih baik diajak belajar.

Konotasi diajak belajar dapat di ketahui dari ucapan sang mama dan biasanya menggunakan kata “Cindy ayo belajar. Sudah waktunya nih”. Namun bila sang mama mengulangi kembali ajakan tersebut dengan intonasi yang lebih tinggi manakala anaknya tak beranjak dari depan TV maka ajakan belajar tersebut berubah menjadi perintah belajar. Kita sadari bersama bahwa apabila suatu tindakan tidak mendatangkan hasil yang diharapkan maka kita wajib melakukan perubahan sehingga bisa berharap hasil yang berbeda. Langkah yang seharusnya dilakukan adalah sang mama beranjak dari tempatnya dan menuju lemari buku putranya sambil menanyakan “besok pelajarannya apa?”. Demikian seterusnya sampai sang anak bersedia diajak belajar.

Pada akhir sessi konsultasi, sang mama memahami bahwa bila anaknya sudah beranjak dari tempatnya untuk menyiapkan bukunya maka perkataan yang dilontarkan harus segera dihentikan. Pasangan tersebut memahami bahwa bila menghendaki hasil maka diperlukan pengorbanan dimana kebiasaan TV menyala selama waktu belajar dan sikap orang tua yang lebih mementingkan sinetron dapat mengganggu anak dengan gaya belajar afektif.

Seorang anak afektif menghendaki perhatian lebih dimana fokus perhatiannya pada dirinya. Oleh karena itu ia menghendaki belajar dengan cara ditemani. Ia juga seorang anak yang mengandalkan perasaan sehingga manakala ia senang maka belajar jadi rajin. Mood sangat berpengaruh pada tipe karakter seperti ini. Ia suka dipuji dan didukung setiap tindakannya. Ia mudah belajar dengan cara mengkaitkan sesuatu yang baru dengan hal yang telah dikuasainya. Metode jembatan keledai sangat membantu sang anak dalam belajar.

Demikian yang dapat kami sharingkan, mudah-mudahan dapat mendatangkan banyak manfaat.
Salam sukses selalu

Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Fingerprint Tes sebagai Pengganti Psikotes


Fingerprint Test dan Psikotes

Ada sebagian guru menanyakan pertanyaan ini, “apakah fingerprint test sebagai pengganti psikotes?”. Tentunya setiap alat bantu masing-masing memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahan. Jadi psikotes juga masih tetap digunakan untuk membantu identifikasi terutama dalam hal Rekrutmen – Seleksi karyawan dan Penempatan Karyawan. Fingerprint Test tak mampu mengukur sikap terutama yang ada pengaruh pembentukannya dari lingkungan dimana individu berada. Oleh karena itu dalam seleksi dan penempatan karyawan PT. Smart Business Solution tetap menggunakan psikotes. Namun berkaitan dengan urusan karir dan pengembangan karyawan, informasi dari fingerprint test justru lebih banyak membantu dalam mengarahkan individu.

Fingerprint Test tak mampu mengukur tingkat stress individu, sikap optimis atau pesimis serta level daya juang individu, ketelitian, kecepatan kerja, keajegan kerja, serta kemampuan kerja calon karyawan. Oleh karena itu, kami melakukan 2 pengukuran ( fingerprint tes sebagai pengukur potensi bawaan dan psikotes untuk mengukur sikap sebagai pengaruh dari pendidikan dan lingkungan terhadap diri individu) dalam proses seleksi dan penempatan karyawan. Penggunaan kuesioner dan tes kemampuan kerja serta wawancara juga diperlukan untuk mengukur tingkat respon individu dan kemampuan kerjanya. Kami siapkan studi kasus untuk mengungkap kemampuan analisa dalam menyelesaikan masalah di pekerjaan ( tes kemampuan akuntansi, administrasi, sekretaris, dan studi kasus warehouse management, production management, human resources management, quality management, salesmanship, dll.). Melalui pendekatan ini diharapkan mampu mengukur potensi dan kemampuan serta kesiapan calon karyawan ketika ditempatkan di pekerjaan.

Kesimpulan yang didapat adalah Fingerprint tes memiliki keterbatasan dalam mengukur dampak lingkungan. Oleh karena itu dalam sessi konsultasi kami dapat memahami gejala penyimpangan manakala ada informasi yang kurang sesuai bagi individu. Seorang anak yang diidentifikasi extrovert melalui fingerprint analysis namun dalam kesehariaannya lebih banyak tertutup dan tidak bercerita serta jawaban yang diberikan seringkali sepotong-sepotong sehingga orang tuanya perlu menanyakan lebih detail. Pada akhir sessi konsultasi ternyata anak tersebut selalu diancam oleh pengasuhnya sehingga ia cenderung menjadi pendiam dan tertutup. Gejala yang nampak dari perilakunya adalah ia lebih banyak menundukkan kepalanya, gelengan kepala mendominasi responnya, ia tak mau menatap lawan bicara dan selalu berlindung dipunggung mamanya, sedangkan melalui fingerprint , ia anak yang mudah bergaul.

Fingerprint tes mampu mengidentifikasi potensi dexterity sehingga individu memiliki ketahanan yang baik bila bekerja dengan ketrampilan tangan. Ia memiliki potensi tahan terhadap pekerjaan menulis atau administrasi tetapi psikotes dibutuhkan untuk mengukur tentang ketelitian kerja individu. Jumlah latihan dan pengalaman tentunya berpengaruh terhadap hasil kerja yang teliti. Oleh karena itu masing-masing alat bantu identifikasi memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Pengukuran psikotes bisa berubah dalam kurun waktu yang cukup lama karena ada faktor pengaruh lingkungan yang turut membentuk sikap individu.

moga informasi ini bermanfaat untuk meluruskan pandangan yang keliru selama ini.

salam sukses selalu
Drs.Psi.Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Senin, 21 Desember 2009

Fingerprint Tes dan Penempatan Diri


Fingerprint Test dan Penempatan

Memahami diri berarti mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri. Individu yang bisa mengetahui potensi dan karakternya, mampu menempatkan dirinya dengan lebih baik dan bertindak efektif sesuai dengan situasinya. Individu yang demikian tentunya mampu melakukan evaluasi dan mengukur kemajuan yang dicapainya sehingga ia mampu mengoptimalkan potensi dirinya. Ia juga diharapkan mampu untuk fokus pada kelebihan yang ada bukan terbawa pada persepsi yang selalu memandang akan kekurangannya.

Banyak cara untuk bisa memahami diri. Ada sebagian orang melakukannya dengan cara introspeksi diri dimana ia terus menggali apa yang menjadi potensinya sesuai dengan umpan balik yang disampaikan orang disekitarnya dan atas hasil kerja yang dicapainya. Sebagian yang lain, melakukannya dengan meminta kritik dan saran yang tepat untuk pengembangan dirinya.Namun pendekatan ini sulit dilakukan secara konsisten dan diperlukan suatu ketrampilan untuk bisa mengendalikan diri agar tidak melibatkan banyak emosi ketika mendapat masukan dari pihak luar. Ada juga yang meminta jasa psikotes dan tes bakat untuk memahami potensi mereka. Namun kesungguhan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan menjadi tantangan tersendiri sehingga pada umumnya mereka yang menggunakan jasa ini berasal dari pihak lain bukan muncul dari dalam dirinya sendiri. Kita sadari bersama bila suatu tindakan berasal dari desakan pihak lain maka hasilnya juga kurang optimal. Alternatif lain adalah dengan menggunakan jasa fingerprint tes yang mampu mengidentifikasi dengan akurasi yang baik mengenai karakter dan tingkat inteligensi individu.

Individu yang memiliki kecerdasan reasoning yang rendah perlu memahami diri bahwa ia adalah seorang yang keras kepala karena kemauannya yang kuat dan sulit menalar apa yang disampaikan oleh pihak lain. Oleh karena itu pak Budiman merasa banyak belajar dari informasi fingerprint tes. Ia kini mengembangkan kemampuan mendengarkan dengan jauh lebih baik. Manakala ada bawahannya yang mengemukakan ide maka ia lebih fokus untuk menanyakan tentang dasar pertimbangannya sehingga ia mampu mengambil keputusan dengan jauh lebih baik.

Lain halnya dengan bu Erva, ia memiliki karakter yang tak mudah percaya dengan informasi yang disampaikan oleh pihak lain. Ia cenderung menghendaki adanya data, bukti, dasar bukunya dan melihat kualitas orang yang menyampaikannya. Ia juga cenderung menekan dalam pembicaraannya dengan pihak lain. Ia kini mengembangkan ketrampilan interpersonal yang tepat dengan menyampaikan atau menanyakan pada pihak lain tentang pendapat mereka mengenai cara ia menyampaikan. Ketrampilan barunya ini memudahkan bagi orang lain untuk memahami dirinya.

Pengalaman pak Armando, salah satu Direksi di suatu perusahaan Garmen dimana ia jauh bisa mengenal dan memahami dirinya melalu fingerprint test sehingga mampu menempatkan diri jauh lebih baik. Manakala kami menjelaskan suatu proyek perbaikan di gudang sehingga diharapkan terjadi kecepatan kirim dan kesalahan pengiriman dapat diminimalisir. Nampaknya pak Armando mengalami kesulitan untuk memahami penjelasan yang diberikan. Kemudian kami berdua menyadari bahwa sang Direksi adalah kinestetik learner maka kami memutuskan untuk memberikan penjelasan di lapangan. Dalam waktu cukup singkat, proyek tersebut dapat dipahami dan disetujui meskipun biaya yang harus dikeluarkan cukup besar.

Ibu Ollie, setelah mengikuti fingerprint test maka ia dapat memahami dirinya adalah seorang visual learner. Oleh karena itu ia kini berani menyampaikan kepada atasan atau orang yang berkomunikasi dengannya apabila ada ketidak jelasan informasi yang diterimanya. Ia juga menyarankan agar lebih baik menuliskan sesuatu pada selembar kertas manakala memberikan penjelasan kepadanya. Atau ia lebih memilih untuk mengambil kertas dan membuat gambaran untuk lebih memperjelas maksud yang disampaikan lawan bicaranya. Prinsipnya, “bukankah yang terpenting dari suatu komunikasi yaitu diperolehnya makna yang sama antara komunikator (sender) dan komunikan (receiver)”.

Oleh karena itu individu dapat jauh lebih optimal dalam menempatkan dan mengembangkan diri manakala ia memahami tentang karakter dan kelebihan serta kekurangan dirinya. Selamat Mengenali Diri Anda demi kesuksesan Anda.Fingerprint test mampu membantu anda dalam mengenali karakter anda.

Salam Sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Hasil Psikotes Anak Saya Berubah-ubah

Hasil psikotes dan Tes Sidik Jari.

Suatu keluhan yang kerap kali kami menerimanya dari orang tua. Seringkali jawaban dari psikolognya lebih menekankan bahwa kecerdasan dapat berkembang berkat latihan dan faktor belajar yang dilakukan anak. Tentunya ada sebagian orang tua yang percaya akan informasi ini dan ada juga yang mengatakan bahwa laporan psikotes sudah tidak akurat lagi.

Sesungguhnya psikotes diperlukan untuk mengukur potensi bawaan pada diri anak. Bisa saja hasil psikotes berubah angkanya tetapi dalam range skala kecerdasan yang sama. Sehingga psikotes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Tindakan bijak psikolog diperlukan untuk melihat kondisi anak yang di psikotes. Psikotes yang dilakukan secara klasikal (jumlah besar) tentunya sulit bagi psikolog untuk mengamati perilaku testee. Bisa jadi hasil berubah karena testee kurang nyaman, tidak suka/jengkel, kondisi sakit atau kondisi lainnya yang bisa berpengaruh terhadap hasil psikotes.

Disamping itu, apabila hasil psikotes berubah maka hal ini karena adanya bias pengukuran, bukan kecerdasannya berubah karena latihan. Anak kelas 5 SD mengikuti kursus kumon dan telah mencapai level setingkat SLTA, manakala di tes, hasilnya diatas rata-rata dan ia memiliki nilai matematika yang tertinggi di sekolah bahkan didaftarkan mengikuti olimpiade matematika. Namun manakala kami tanyakan pada orang tuanya, mengenai logika anak berdasar fingerprint tes berada di level bawah. Pengukuran ini memberikan informasi bahwa kecerdasan logika anak rendah. Ketika kami sampaikan bahwa sianak tidak bisa mengerjakan soal apabila ada perbedaan dengan latihan yang diterimanya. Orang tuanya membernarkan bahwa anak cenderung mampu mengerjakan bila diberikan contoh dan latihan yang cukup.

Bagi psikolog tentunya fenomena ini bukanlah hal baru, karena norma yang digunakan untuk mengukur kecerdasan masih menggunakan norma yang lama. Belum ada suatu penelitian tentang pengukuran kecerdasan untuk anak yang mengikuti kursus kumon. Bila dibutuhkan tentunya akan berpengaruh terhadap biaya psikotes, yang tentunya menjadi mahal karena penelitian membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Manakala kami melakukan rekrutmen – seleksi untuk sales girl disuatu perusahaan, kami mengajukan pertanyaan yang sangat sederhana dimana soal ini seringkali diberikan pada anak SD kelas 5. Kami melakukan pemanggilan 21 orang sarjana dari berbagai bidang keilmuan. Pertanyaan yang diajukan adalah : “ apabila ada 2 kota A dan B, jaraknya 200 km. Anda berkendaraan dari kota A ke kota B dengan kecepatan 60 km/jam. Dalam waktu 3 jam apakah anda sudah sampai di kota B?” Mungkin bagi sebagian dari anda menyatakan soalnya sangatlah mudah, tetapi dari 21 orang hanya 1 sarjana yang bisa menjawabnya dengan benar.

Ada berbagai jawaban yang muncul seperti : belum sampai karena jalanannya macet, maklum tes ini dilakukan di jakarta. Bahkan ada yang menjawab sudah sampai karena ia membayangkan kira-kira jaraknya jakarta ke bogor dan bisa melalui jalan tol, oleh karena itu dalam waktu 3 jam pasti sudah sampai. Adapula yang menjawab, kalau kecepatannya konstan pasti sudah sampai pak. Contoh kasus ini tentunya sebagai bukti bahwa kecerdasan logika tidak bisa dikembangkan dengan latihan. Mereka bisa menjawab karena mereka hafal soalnya. Bagi psikolog hendaknya perlu berhati-hati dengan anak yang mengikuti kursus dan hendaknya tidak menggunakan ukuran yang sama dengan anak yang tidak mengikuti kursus. Bias pengukuran ini dapat memberikan informasi yang salah tentang pemilihan jurusan bagi anak.

Bila hasil psikotes berubah begitu banyak maka tentunya tidak ada perbedaan antara psikotes dan tes ujian sekolah yang juga dapat berubah sesuai dengan kesiapan anak. Anak seorang dokter yang mengambil jurusan Industrial Engineering sampai S2, ternyata ia lebih senang untuk menekuni bidang pendidikan setelah sekolahnya selesai. Bergabung dengan sebuah yayasan, ia mendirikan taman bermain. Sekolah tersebut cukup berkembang, namun sayang karena tuntutan persyaratan sebagai guru yang diwajibkan maka ia tak bisa melanjutkan untuk memimpin sekolah tersebut. Oleh karena itu, pengukuran yang tepat berkaitan dengan kecerdasan diperlukan.

Moga informasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Kami akan adakan konsultasi dan tes sidik jari untuk identifikasi kecerdasan serta dapat langsung dibuktikan akurasinya dengan menanyakan langsung kepada analyst fingerprint berkaitan dengan karakter anda sendiri.

Anda dapat menghubungi perwakilan kami di :

1. Taman Palem Jakarta, contact person : Bapak Herjandi, alamat rumah : Taman Palem Lestari Blok A 39 No. 56 Cengkareng- Jakarta Barat 11830. Telp : 021-94241827, Hp: 08129060385.
2. Serpong, contact person : Ibu Lina , Alamat : Perumahan Alam Sutera. Jln Sutra Jelita Utama No. 50 / no. 37 Serpong, Tangerang. Telp 021- 5397776 atau 08176889860
3. Pusat Surabaya, Contact person ibu rini atau olsa : 031-8781491.

Selasa, 15 Desember 2009

Fingerprint Test dan Penempatan Karyawan


Fingerprint Test dan Penempatan

Disamping mampu mengidentifikasi kecerdasan maka tes sidik jari juga mampu mengidentifikasi tentang karakter individu. Informasi karakter dan kecerdasan sangat bermanfaat untuk menempatkan karyawan. Bukankah kita perlu menerapkan “The Right Man in The Right Place” karena prinsip ini sesungguhnya merupakan pengakuan bahwa setiap individu memiliki karakter dan kecerdasan bawaan. Bila anda memiliki pola sidik jari yang dikenal dengan Composite Whorl (search gambar di google : di kedua jempol anda maka anda memiliki karakter sebagai individu yang mudah bergaul, orangnya menyenangkan dan mampu mengintegrasikan topik pembicaraan sehingga mampu tampil sebagai pengendali pembicaraan. Individu ini populer dan memiliki banyak teman. Ia cenderung tidak ragu dalam berinteraksi dengan orang yang baru dikenalnya. Cobalah lihat pada kedua jempol anda, apabila memiliki guratan sidik jari yang persis sama dengan gambar diatas maka anda pasti memiliki ciri seperti yang disebutkan diatas ( akurasi sampai dengan 90% dan anda yang menilai sendiri).

Disamping itu anda adalah orang yang memiliki banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan. Anda termasuk orang yang ingin menyenangkan berbagai pihak dan lebih mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan prioritas diri anda sendiri. Bila anda marah maka orang yang anda marahi cenderung menerima dan tidak merasa sakit hati. Hal ini karena anda sudah pertimbangkan lebih matang sebelum anda marah, orang tak bisa mengelak karena anda memiliki pertimbangan yang matang terutama bila didukung oleh kecerdasan reasoning yang baik pula.

Bila anda bekerja maka anda meminta semua jelas di depan. Anda menghendaki target yang jelas dan konsekuensinya bila mencapai target yang ditetapkan. Tergolong individu yang apabila dijanjikan sesuatu maka cenderung berani mengutarakan permintaannya secara terbuka. Bila anda memiliki anak dan memiliki pola yang sama di kedua jempolnya maka ia cenderung berani menagih apa yang anda janjikan. Ada anak dengan tipe karakter lain dimana ia cenderung tidak menagih janjinya manakala diberikan alasan kenapa anda belum bisa memenuhinya. Oleh karena itu individu ini dengan pertimbangannya dapat mengambil langkah keluar dari perusahaan dan berpindah kerja manakala perusahaan ingkar janji.

Tergolong individu yang mudah bosan dan mudah tertarik pada sesuatu yang baru. Ia menghendaki untuk mengikuti trend tehnologi yang baru dan berani melakukan investasi bila dipandang bermanfaat menurut pertimbangannya. Bila sisi keuangannya menunjang maka HP nya juga mengikuti seri terbaru ( BB ), bukan karena terpengaruh oleh teman tetapi karena karakternya yang demikian. Bila psychological potentialnya jauh lebih tinggi daripada Planning Potentialnya maka individu cenderung menjadi keras kepala atas kemauannya. Apabila dilakukan tindakan keras maka ia juga cenderung melawan dengan keras juga.

Bagi Praktisi HRD, individu dengan karakter demikian lebih cenderung cocok ditempatkan di bagian Sales atau Marketing. Ia seorang marketer handal dengan karakter pendobrak bukan hanya sekedar maintenance pelanggan yang sudah ada. Pengalaman kami dalam Human Audit di beberapa perusahaan maka tipe ini adalah Marketer dan Tipe Pengusaha. Seorang Kepala Gudang di sebuah perusahaan Garment setelah kami identifikasi memiliki karakter seperti ini maka kami sarankan untuk dipindahkan ke bagian Sales. Dalam waktu 3 bulan ia mampu mengungguli sales yang telah bekerja cukup lama. Karakternya yang mudah bergaul dan menyenangkan bagi orang lain sebagai kunci utama ia sukses si bidang penjualan.

Namun perlu juga anda melakukan pengukuran untuk kecerdasan individu tersebut sebelum menempatkannya pada bagian Marketing. Pengukuran lebih difokuskan pada Kecerdasan Interpersonalnya dan sikap optimisme karyawan tersebut dengan psikotes atau anda dapat download dari internet tentang kuesioner multiple inteligence ( sebagai dasar menilai, umumnya digunakan oleh praktisi SDM ). Kami sarankan anda pergi pada seorang psikolog dan meminta jasa untuk mengidentifikasi kecerdasannya. Bila anda datang pada kami, maka kami sarankan anda mengikuti fingerprint tes karena informasinya lebih akurat.

Demikian yang dapat kami sharingkan tentang Fingerprint test dan penempatan karyawan, moga bermanfaat.

Salam Sukses selalu
Drs.Psi.Reksa Boeana.
Executive partner Smart Business Solution

SIDIK JARI DAN KECERDASAN INTELEKTUAL ANAK!


Sidik Jari dan Kecerdasan.

Bakat dan Potensi Dapat Diukur Melalui Sidik Jari. Hal ini karena pembentukan Sidik Jari terjadi seiring proses pembentukan otak manusia selama masa kehamilan mulai dari 13 minggu sampai 24 minggu. Sedangkan pola yang terdapat pada sidik jari merupakan gambaran karakter diri individu. Oleh karena itu pola guratan sidik jari setiap orang pun berbeda sesuai dengan perkembangan sistem saraf otak. Tidak mengherankan bila anak dalam satu keluarga memiliki kecerdasan dan karakter berbeda. Dengan mengetahui ini sejak dini maka orang tua mampu mengembangkannya secara optimal dan mereka dapat menangani setiap anaknya sesuai karakternya.

Mengenai akurasi alat tes sidik jari ini dapat diketahui oleh orang tua bila ia ditangani oleh seorang analyst fingerprint. Orang tua dapat membuktikan langsung mengenai keakuratan hasil identifikasi dengan menanyakan karakter dirinya pada analyst dan mengukur sendiri mengenai akurasinya. Informasi karakter diperoleh melalui penelitian yang panjang berkaitan dengan pola sidik jari seseorang. Peneliti mengumpulkan sejumlah pola sidik jari yang sama, kemudian dilakukan penelitian menggunakan psikotes dan kuesioner. Hasil jawaban yang sama dikelompokkan dan diidentifikasi sebagai karakter dasar individu. Sedangkan hasil jawaban yang berbeda, diidentifikasi sebagai hasil pengaruh lingkungan terhadap kecenderungan perilaku individu.

Ada individu yang memiliki karakter, selalu mengingat-ingat tanda ketika ia bepergian. Individu ini seringkali salah jalan ketika memikirkan 2 hal yang berbeda. Atau ketika sedang mengendarai kendaraan ia menelpon maka individu ini cenderung tidak berbelok pada jalan yang harus dilaluinya (jawa=keblabasan). Ia seringkali juga mengalami kesulitan mencari tempat parkir di sebuah mall ketika ia lupa mengingat tanda2nya. Individu ini diidentifikasi mudah kesasar. Anda juga dapat memahami karakter interaksi individu, dimana ada individu yang mudah bergaul dengan siapapun meskipun orang tersebut baru dikenalnya, tetapi ada juga individu yang lambat dalam berinteraksi khusus untuk orang yang baru dikenalnya. Ada juga individu yang mempertimbangkan faktor keuntungan ia berinteraksi dengan orang lain.

Pengukuran akurasi tentang informasi kecerdasan dapat diketahui dari gejala perilaku anak. Tentunya anak yang cerdas secara verbal memiliki kecenderungan banyak bicara, mudah menirukan dialek suatu daerah atau memiliki nilai bahasa yang baik. Individu yang diidentifikasi cerdas dalam berkespresi, memiliki gejala tidak bisa diam. Fokus perhatiannya pendek, banyak bergerak. Individu ini efektif belajar dengan melakukan gerakan. Memang pengukuran berdasar sidik jari menjadi lebih akurat karena tidak melibatkan faktor kesehatan, kondisi emosi atau ketidak setujuan anak untuk menjalani serangkaian tes bakat yang diberikan kepadanya. Disamping itu, sidik jari seseorang tidak akan pernah berubah selama hidupnya.

Disamping kecerdasan dan karakter, tes ini juga mengungkap tentang kapasitas otak. Ada anak yang mudah belajar bahasa Inggris dan mendapatkan nilai yang baik dalam mata pelajaran tersebut tetapi ia mengalami kesulitan belajar bahasa mandarin yang diajarkan disekolahnya. Sedangkan anak lainnya mampu mendapatkan nilai baik di kedua pelajaran bahasa tersebut. Tentunya kedua anak tersebut cerdas diverbal tetapi memiliki kapasitas otak yang berbeda. Dalam kehidupan kita juga temukan ada orang yang mampu memikirkan banyak hal tetapi ada juga orang yang merasa stress dengan banyaknya persoalan yang harus dihadapinya.

Seorang anak diidentifikasi oleh dokter mengalami kelambanan berbicara, dimana pada usia 6 tahun ia belum bisa berbicara. Setelah diidentifikasi menggunakan fingerprint maka anak tersebut cerdas secara verbal dengan skor kapasitas otak 74. Ibunya juga sering memberikannya dongeng ketika ia mau tidur. Seakan tak ada yang salah dengan perlakuan tersebut. Namun setelah di gali bersama dengan kedua orang tuanya maka anak tersebut diajarkan banyak bahasa, karena kapasitasnya kecil maka ia mengalami kesulitan. Ibunya menghendaki ia memiliki nilai yang baik dalam pelajaran bahasa Inggris maka ia berbicara dalam bahasa Inggris. Sedangkan ayahnya, seorang pengusaha, menghendaki anaknya menjadi pelaku bisnis, maka ia berinteraksi sejak dini dengan anaknya dalam bahasa Mandarin. Namun mereka lupa bahwa pengasuhnya juga mengajarkan bahasa Tegal dan Indonesia ketika berinteraksi dengan anak. Banyaknya konsep yang diinternalisasi anak menyebabkan ia bingung, bisa jadi untuk anak lainnya hal ini tidak menjadikan persoalan. Tetapi bagi mereka dengan kapasitas kecil maka harus diajarkan satu persatu.

Oleh karena itu individu dengan kapasitas kecil dimasa dewasanya ia cenderung memilih pekerjaan yang bersifat praktis. Ia tidak menghendaki berpikir terlalu banyak dan seringkali mengeluh bila diajak diskusi oleh pasangannya tentang sesuatu hal baru. Ia menghendaki sesuatu yang nyata. Informasi kapasitas otak sangat membantu orang tua untuk memberikan perlakuan yang tepat untuk buah hatinya. Informasi kapasitas otak juga dapat dijelaskan melalui sebuah kasus dimana Seorang ibu yang memiliki 3 anak tentunya dapat memberikan penjelasan tentang kapasitas otak anak yang berbeda berdasar hasil fingerprint tes. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor genetik, gizi dan kondisi emosional sang ibu. Anak yang dikandung ketika masa kerusuhan di Jakarta ternyata menyebabkan si anak lahir dengan kapasitas otak yang lebih kecil dibandingkan dengan kedua kakaknya.

Disamping informasi kecerdasan, karakter dan kapasitas otak maka fingerprint tes juga bisa mengungkap gaya belajar anak, tipe belajar, leadership style, kecenderungan dalam membelanjakan uang, cara memotivasi, informasi bakat dan peluang karir, dan lain-lain. Dalam konsultasi, anda juga akan mendapatkan cara bagaimana mengembangkan buah hati anda sesuai dengan inteligensi dan karakternya.

Sidik Jari mampu mengidentifikasi kecerdasan dan karakter.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Sukses dengan Sidik Jari

Disamping mampu mengidentifikasi kecerdasan maka tes sidik jari juga mampu mengidentifikasi tentang karakter individu. Informasi karakter dan kecerdasan sangat bermanfaat untuk menempatkan karyawan. Bukankah kita perlu menerapkan “The Right Man in The Right Place” karena prinsip ini sesungguhnya merupakan pengakuan bahwa setiap individu memiliki karakter dan kecerdasan bawaan.

Bila anda memiliki pola sidik jari seperti diatas atau yang sering dikenal dengan Composite Whorl di kedua jempol anda maka anda memiliki karakter sebagai individu yang mudah bergaul, orangnya menyenangkan dan mampu mengintegrasikan topik pembicaraan sehingga mampu tampil sebagai pengendali pembicaraan. Individu ini populer dan memiliki banyak teman. Ia cenderung tidak ragu dalam berinteraksi dengan orang yang baru dikenalnya. Cobalah lihat pada kedua jempol anda, apabila memiliki guratan sidik jari yang persis sama dengan gambar diatas maka anda pasti memiliki ciri seperti yang disebutkan diatas ( akurasi sampai dengan 90% dan anda yang menilai sendiri).

Disamping itu anda adalah orang yang memiliki banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan. Anda termasuk orang yang ingin menyenangkan berbagai pihak dan lebih mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan prioritas diri anda sendiri. Bila anda marah maka orang yang anda marahi cenderung menerima dan tidak merasa sakit hati. Hal ini karena anda sudah pertimbangkan lebih matang sebelum anda marah, orang tak bisa mengelak karena anda memiliki pertimbangan yang matang terutama bila didukung oleh kecerdasan reasoning yang baik pula.

Bila anda bekerja maka anda meminta semua jelas di depan. Anda menghendaki target yang jelas dan konsekuensnya bila mencapai target yang ditetapkan. Tergolong individu yang apabila dijanjikan sesuatu maka cenderung berani mengutarakan permintaannya secara terbuka. Bila anda memiliki anak dan memiliki pola yang sama di kedua jempolnya maka ia cenderung berani menagih apa yang anda janjikan. Ada anak dengan tipe karakter lain dimana ia cenderung tidak menagih janjinya manakala diberikan alasan kenapa anda belum bisa memenuhinya. Oleh karena itu individu ini dengan pertimbangannya dapat mengambil langkah keluar dari perusahaan dan berpindah kerja manakala perusahaan ingkar janji.

Tergolong individu yang mudah bosan dan mudah tertarik pada sesuatu yang baru. Ia menghendaki untuk mengikuti trend tehnologi yang baru dan berani melakukan investasi bila dipandang bermanfaat menurut pertimbangannya. Bila sisi keuangannya menunjang maka HP nya juga mengikuti seri terbaru ( BB ), bukan karena terpengaruh oleh teman tetapi karena karakternya yang demikian. Bila psichological potentialnya jauh lebih tinggi daripada Planning Potentialnya maka individu cenderung menjadi keras kepala atas kemauannya. Apabila dilakukan tindakan keras maka ia juga cenderung melawan dengan keras juga.

Bagi Praktisi HRD, individu dengan karakter demikian lebih cenderung cocok ditempatkan di bagian Sales atau Marketing. Ia seorang marketer handal dengan karakter pendobrak bukan hanya sekedar maintenance pelanggan yang sudah ada. Pengalaman kami dalam Human Audit di beberapa perusahaan maka tipe ini adalah Marketer dan Tipe Pengusaha. Seorang Kepala Gudang di sebuah perusahaan Garment setelah kami identifikasi memiliki karakter seperti ini maka kami sarankan untuk dipindahkan ke bagian Sales. Dalam waktu 3 bulan ia mampu mengungguli sales yang telah bekerja cukup lama. Karakternya yang mudah bergaul dan menyenangkan bagi orang lain sebagai kunci utama ia sukses si bidang penjualan.

Namun perlu juga anda melakukan pengukuran untuk kecerdasan individu tersebut sebelum menempatkannya pada bagian Marketing. Pengukuran lebih difokuskan pada Kecerdasan Interpersonalnya dan sikap optimisme karyawan tersebut dengan psikotes atau anda dapat download dari internet tentang kuesioner multiple inteligence ( sebagai dasar menilai, umumnya digunakan oleh praktisi SDM ). Kami sarankan anda pergi pada seorang psikolog dan meminta jasa untuk mengidentifikasi kecerdasannya. Bila anda datang pada kami, maka kami sarankan anda mengikuti fingerprint tes karena informasinya lebih akurat.

Demikian yang dapat kami sharingkan moga bermanfaat.

Salam Sukses selalu
Drs.Psi.Reksa Boeana.

Senin, 14 Desember 2009

Fingerprint Test Membantu Proses Konseling


Fingerprint test dan Konseling.

Kisah ini berawal dari pasangan suami istri yang mengikut sertakan anaknya untuk fingerprint test. Ketika memberikan konsultasi tentang kecerdasan dan karakter anaknya maka mereka menganggap alat bantu ini mampu mendeteksi dengan akurat. Meskipun kami dengan cukup hati-hati menyampaikan level kecerdasan reasoning anaknya, yang kurang bagus sehingga disarankan untuk masuk ke IPS. Ayah si anak begitu antusias mengatakan, “ memang saya tidak berharap anak saya masuk ke jurusan IPA”. “Coba dulu saya masuk jurusan tersebut maka nasib saya sama seperti teman-teman seangkatan saya, yang sampai dengan hari ini nasibnya masih lebih saya”, kata si ayah yang menekuni bisnis garmen.

Singkat cerita, mereka meyakini alat bantu ini mampu mengidentifikasi dengan cukup baik, maka mereka berdua juga meminta untuk di Fingerprint Test. Dalam jangka waktu 1 minggu kami sampaikan laporan hasil tes pasangan tersebut dan menentukan jadual untuk konsultasinya. Mereka memilih sebuah cafe untuk pelaksanaan konsultasinya. Pada sessi konsultasi, kami menjelaskan tentang kecerdasan dan karakternya. Manakala kami sampai pada kecerdasan klasifikasi dan menyebutkan tentang gejala untuk menggambarkan dengan lebih jelas maka reaksi suaminya berbeda dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

Gejala pada kecerdasan klasifikasinya kami gambarkan sebagai orang yang cenderung ceroboh, menempatkan sesuatu dengan cara sembarangan dan sering kali mengalami kesulitan mencari barang yang ditaruhnya sendiri. Manakala ia pergi mandi, orang dengan kecerdasan seperti ini, kurang melakukan persiapan sehingga ia cenderung meminta tolong untuk diambilkan handuk ketika selesai mandi. Sang suami menyatakan benar, “bahkan pak”, tambahnya. “ ia seringkali seperti itu, meskipun saya sudah berulang kali mengingatkannya”. Pertengkaran kecilpun mulai terjadi antara pasangan tersebut. “kalau meminta saya untuk mengembalikan handuk, ya jangan uring-uringan ( jawa = marah), kan bisa menyampaikan dengan kata yang baik”, balas istrinya. “ masak enggak (tidak) bisa menyampaikan dengan baik, atau biarkan saja nanti saya juga akan membereskanya sendiri”, semakin ketus istrinya menjawab.

Kami coba menengahi pertengkaran tersebut, “Memang tak ada masalah besar muncul tanpa didahului dengan masalah kecil, namun bapak perlu membantu istri karena itu kecerdasannya yang rendah dan dulunya kurang mendapatkan perhatian dari orang tua”. “Siapa yang enggak jengkel pak”, sang suami mencoba untuk menjelaskan. “ bapak saya pernah terkena serangan jantung, saya pulang dari kantor dan tak bisa membuka pintu rumah untuk memberikan pertolongan karena istri saya lupa menaruh kuncinya. Sampai saya meminjam gergaji dari tetangga untuk membuka pintu tersebut. Ini sudah keterlaluan”, lanjutnya. Kami mencoba menenangkan pihak istri sehingga sang suami dapat melanjutkan ceritanya,” ia sudah saya tegur berkali-kali, ia yang membeli sendiri kotak rumah kuncinya, ia juga yang menentukan dimana lokasi romah kunci tersebut di tempatkan, sampai ia juga yang memberikan kode untuk setiap anak kunci tersebut....... eh ... malah dia juga yang tidak menempatkan pada tempatnya”. Begitu sembrono sekali”. Tambahnya, “ siapa yang tidak jengkel pak”.
Setelah sang suami mengakhiri ceritanya, maka kami sampaikan bahwa orang dengan kecerdasan klasifikasi yang rendah memang mengalami kesulitan. Ibu pasti juga sudah berusah untuk berubah tetapi memang ia membutuhkan bantuan. Tak ada orang yang mendapatkan masukan yang baik, tak ingin merubah apalagi sebagai pasangan suami istri. Kalau ingin mengetahui adanya perubahan maka kita harus mengukurnya. Bisa jadi ibu sudah banyak kemajuan tetapi bapaknya masih mengatakan masih sering ceroboh. Akhirnya kedua belah pihak merasa jengkel sehingga dalam keadaan emosi pikiran tak akan bekerja optimal. Anda berdua mengalami kesulitan untuk mencari jalan keluarnya.

Kami sarankan untuk menggunakan checklist untuk mengukur tingkat perubahan perilaku sang istri yang dapat dipahami oleh sang suami. Mengisi checklist sebagai perilaku baru dan mampu membentuk kebiasaan untuk memperhatikan apa yang akan dikerjakan. Seringkali kami gunakan teknik ini untuk membantu orang –orang yang lemah di bidang klasifikasinya karena dengan teknik pengukuran ini maka keterlibatan emosi dapat diminimalisir. Bukankah mereka yang tak bisa mengukur maka mereka tak pernah bisa melakukan perubahan. Sulit bagi mereka untuk mengetahui bahwa dirinya telah mengalami perubahan.

Moga berbagi cerita mengenai fingerprint test membantu proses konseling bisa mendatangkan manfaat bagi pembaca.

Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana.

Sabtu, 05 Desember 2009

Pentingnya memahami multiple inteligence dan karakter anak


Fingerprint Test dan Karakter

Seorang ibu datang dan menceritakan tentang sikap guru anaknya dalam memberikan pelajaran yang dipandangnya keliru. Siang itu, Daniel pulang sambil menggerutu karena salah satu soal yang dijawabnya disalahkan oleh gurunya. “ Daniel, kamu ada apa?” tanya ibunya. “Ma, aku tadi jawabnya benar tapi disalahkan”, katanya. “ Bunga sepatu kita, kan warnanya kuning ya ma?” ia bertanya sambil menggerutu. “ Ya, warnanya memang kuning, memangnya ada apa?” tanya ibunya penuh heran. “ kuning itu yellow kan ma?”. “Benar , .... lalu kenapa?” ibunya tambah heran. Aku tadi menjawab yellow tapi disalahkan sama bu guru. Katanya bu guru, bunga sepatu itu warnanya merah bukan kuning. Ibunya terdiam dan perasaannya berkecamuk, tidak terima bila penjelasan gurunya bahwa bunga sepatu itu warnanya merah. “Mungkin bu guru belum tahu kalau ada bunga sepatu berwarna kuning,” jawab ibunya untuk menenangkan pikiran yang ada dalam benak anaknya. “ Aku sudah beritahu kalau, di rumah aku punya bunga sepatu yang warnanya kuning”. Si ibu terdiam.....?????

Pembaca yang budiman, tentunya anda pernah mengalami atau mengetahui adanya kasus yang demikian. Hal ini bisa saja terjadi manakala Daniel adalah seorang anak dengan reasoning potential yang tinggi. Ia memiliki kecenderungan untuk melakukan analisa dan tak mudah percaya bila informasi yang disampaikan kepadanya sulit diterima oleh logika berpikirnya.

Disamping peringkat inteligensinya, Kami juga perlu melakukan analisis berdasarkan karakter, hal ini dikarenakan si anak menanyakan berulang kali. Daniel adalah seorang anak yang memiliki keberanian untuk bertanya bila ada sesuatu yang kurang pas dengan pertimbangannya. Namun ada anak yang memiliki karakter sebaliknya dimana ia cenderung diam dan berbicara pada dirinya bahwa pendapatnya tak salah. Anak tipe ini cenderung mengalah dan seringkali memendam apa yang tak disetujuinya, terutama bila ia seorang anak yang tertutup ( intrapersonal intelegencenya jauh melebihi kecerdasan dia dalam berelasi dengan orang lain ). Tanda gejalanya dapat diketahui dari perkataannya yang sering disampaikannya, yaitu : “aku enggak tahu ma”, “Lupa”, atau “ biasa aja ma, seperti yang sudah2 kog”.

Mengetahui peringkat multiple inteligence anak belumlah cukup bila kita tidak mengetahui karakter anak. Bagi Daniel jawaban ibunya yang kurang memuaskannya akan berdampak pada tindakan lanjutan yang ia ingin lakukan. Oleh karena itu kami sarankan pada orang tua untuk mengkomunikasikan pada gurunya tentang karakter anaknya tersebut. Hal ini disebabkan, Daniel tak akan pernah mau berhenti, sampai jawaban yang diajukannya diterima. Dikhawatirkan terjadi pembunuhan atau pelemahan karakter bawaannya sehingga ia cenderung menjadi anak yang penurut, pendiam dan memiliki daya juang yang lemah alias mudah menyerah.

Dalam session konsultasi, ada juga seorang anak yang telah menempuh jenjang pendidikan D3 Perhotelan, ia menjadi anak yang manis didepan orang tuanya. Ia duduk dengan menangkupkan kedua tangannya diantara kedua pahanya, sebagai suatu sinyal bahwa anak merasa tertekan. Manakala kami tanyakan bagaimana sikap ia ketika menonton TV, makan, mandi, bangun dari tidurnya.... ternyata semua gejala menandakan ia cenderung lamban dalam melakukan tindakan. Oleh karena itu kami juga mengujinya dengan sebuah pertanyaan perkalian untuk kelas 4 SD, yaitu 7 x 8, tetapi setelah 3 kali ditanyakan baru ia bisa menemukan jawabannya.

Sesungguhnya ia seorang anak dengan karakter tidak bisa disuruh, tetapi jauh lebih baik dengan mengemukakan alternatif tindakan dan konsekuensinya. Karena anak ini seorang anak yang bisa memotivasi dirinya sendiri. Manakala ia disuruh melakukan, bila hasilnya kurang memuaskan maka ia cenderung menyalahkan yang memberinya perintah. Berdasar cerita ringkas tersebut, tentunya penting diketahui bahwa setiap anak memiliki karakter yang berbeda dan kita perlu memberikan tindakan sesuai juga dengan karakternya. Memahami karakter anak sejak dini, memudahkan orang tua untuk dapat mengidentifikasi tentang perkembangan anaknya. Adanya penyimpangan perilaku dapat diketahui dengan membandingkan informasi karakter yang didapatkan dari fingerprint test. Oleh karena itu hendaknya para orang tua dapat mengambil langkah yang tepat dalam memilih fingerprint test. Tips tentang memilih fingerprint test, kami sampaikan pada tulisan kami lainnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan bahwa fingerprint test mampu mengungkap karakter individu yang cukup berperan dalam pengembangan dirinya.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi.Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution

Kamis, 03 Desember 2009

Jangan Terkecoh dengan Jumlah Lembar dalam Laporan Fingerprint Test

Pertanyaan seputar
Fingerprint Test

Banyaknya jasa yang memberikan pelayanan di bidang Fingerprint Test untuk mengidentifikasi multiple inteligence, karakter, pola belajar dll. maka tingkat kompetisinya juga semakin tinggi. Ada yang memberikan harga yang jauh lebih rendah sehingga menarik bagi pelanggan. Pelanggan memang tidak memahami informasi apa sajakah yang ada dalam laporan Fingerprint Test. Sebagian besar pelanggan menyatakan “laporan Fingerprint Test sama saja”. Wajar bagi pelanggan yang menyatakan demikian, tetapi bagi kami ( sebagai analyst fingerprint test ) tentunya tidak bisa disamakan. Pelanggan tidak boleh begitu saja percaya pada informasi yang disajikan pada Fingerprint Test tetapi perlu memahami gejala-gejala perilaku melalui observasi terhadap perilaku individu yang mengikuti fingerprint test.

Biasanya gejala perilaku ini disampaikan oleh psikolog atau orang yang menjadi analyst fingerprint test karena mereka memahami tanda-tanda individu memiliki kecerdasan yang tinggi dari salah satu potensi kecerdasannya (dari 10 Kecerdasannya). Individu yang cerdas verbal tentunya suka bicara, bercerita, dan mudah menirukan dialek suatu daerah dan cenderung memiliki nilai yang baik dalam pelajaran bahasa. Individu yang cerdas dexterity tentunya suka melakukan aktifitas bongkar pasang, menyusun balok/kubus, menyukai kegiatan memasak, menggambar dan mudah untuk belajar piano/organ.

Persaingan yang tinggi juga menumbuhkan ide kreatif bagi penyedia jasa Fingerprint Test dengan menyatakan keunggulannya berdasarkan jumlah lembar dari laporan yang diterbitkannya. Ada yang mencantumkan saran belajar yang diperlukan sesuai dengan kecerdasan individu tetapi dari 7 laporan yang diterbitkan, ternyata saran yang dicantumkan dalam laporan merupakan copy paste saja. Karena dari 7 laporan fingerprint test yang diterbitkan ternyata isinya sama ( sebanyak 3 lembar ). Ada sebagian yang mencantumkan teori atau informasi seputar Fingerprint Test, sejarah berkaitan dengan digunakannya fingerprint sebagai dasar pengukuran inteligensi. Ya tentu saja sebagai bahan informasi pada pengguna jasa. Ada pula yang mencantumkan beberapa model komunikasi belajar, kemudian menyarankan tipe karakter komunikasi belajar yang sesuai bagi individu. Dengan cara demikian maka laporan yang disajikan tentu saja bertambah halamannya tetapi sesungguhnya informasi yang diberikan tidaklah banyak.

Hal yang lebih mencolok, ada juga jasa Fingerprint Test yang menyajikan 8 kecerdasan ( berarti ada 8 lembar dari semua laporan yang diterbitkan merupakan copy paste ) yang menjelaskan tentang definisi dari masing-masing kecerdasan, tanda atau gejala bila individu memiliki kecerdasan yang baik untuk setiap kecerdasan ( dari 8 kecerdasan), teknik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kecerdasan tersebut, serta pilihan karir berdasarkan kecerdasan tersebut. Sesungguhnya informasi ini juga sudah ada pada buku yang menjelaskan tentang multiple inteligence.

Oleh karena itu, bila anda memilih jasa Fingerprint Test , tanyakan lebih dulu tentang karakter diri anda. Bila anda dilayani oleh Analyst Fingerprint maka ia bisa mengidentifikasi sidik jari anda secara manual dan menginformasikan karakter anda. Anda sebagai pengguna jasa Fingerprint Test dapat menilai sendiri tentang akurasinya yang dikumandangkan sampai dengan 90%. Mudah-mudahan informasi ini dapat memberikan memberikan manfaat bagi pembaca.

Demikian beberapa pertanyaan seputar fingerprint test yang sering diajukan sebagai pembeda jasa layanan fingerprint test, dengan informasi ini maka diharapkan anda dapat memilih jasa layanan fingerprint test yang tepat.

Salam Sukses Selalu
Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.
seminar fingerprint analysis, taman palem jakarta.

Apa bedanya hasil psikotes dengan fingerprint tes ?

Pertanyaan seputar fingerprint test

Pertanyaan ini datang dari seorang bapak dari Lampung. Ia menganggap hasil psikotes dan fingerprint test adalah sama saja, yaitu tidak memberikan solusi dalam mengembangkan putranya. “ saya sudah mengikutkan 2 putra saya dalam tes sidik jari”, awalnya dia mendapat informasi dari istrinya yang pernah mengikuti seminar tes sidik jari. Namun mereka beranggapan harganya kog mahal. Pada suatu hari ia melihat ada papan nama yang mencantumkan harga dari fingerprint test yang jauh lebih murah. Oleh karena itu ia mengikutkan 2 putranya untuk tes.

“Tetapi saya tidak mendapatkan informasi tentang bagaimana anak saya harus dikembangkan, perlakuan apa yang dibutuhkan agar karakter anak berkembang optimal”, lanjutnya. Pada saat konsultasi, kami hanya diberikan informasi tentang gambaran kecerdasan kedua anak kami. Tetapi tidak diberikan saran tentang apa yang harus kami lakukan terhadap anak kami sehingga ia dapat berkembang optimal. Saran cara belajarnya yang auditory hanya diberikan informasi tentang harus mengoptimalkan fungsi pendengaran ketika belajar tetapi tidak diberikan tentang bagaimana cara menangani anak kami yang sulit untuk belajar. Saya sudah melupakan hasil tes tersebut karena saya beranggapan sama saja dengan anak saya yang tiap pindah sekolah mendapatkan laporan psikotes.

Berdasarkan cerita ini, dan banyak kasus keluhan yang diutarakan pada kami tentang bagaimana seharusnya fingerprint test mampu membantu orang tua dalam mengembangkan putranya. Awalnya kami banyak juga memberikan konsultasi tentang cara memahami laporan fingerprint test tetapi kini pihak principal tidak memperkenankan bila klien tidak tes ditempat kami. Sampai dengan tulisan ini dibuat, sudah ada 14 orang yang tesfingerprint ulang ditempat kami.

Sesungguhnya fingerprint tes banyak membantu orang tua untuk bisa memahami dan mengembangkan putranya, bila dilengkapi tentang karakter individu. Seorang anak yang banyak permintaannya adalah kasus yang sering diajukan oleh orang tua karena merepotkan. Tetapi perlu disadari bahwa 68% orang yang demikian atau gambar sidik jarinya menyerupai huruf S ( atau Composite Whorl ) adalah pengusaha dan Marketer handal. Oleh karena itu kami sarankan agar orang tua memberikan padanya tabungan belanja agar anak dapat belajar mengendalikan diri bukan dikendalikan oleh orang tuanya. Menghadapi karakter anak yang demikian maka sebaiknya orang tua tidak memberikan perintah tetapi lebih memberikan alternatif pilihan karena anak ini tergolong orang yang bisa memotivasi dirinya sendiri (self motivation). Bila ia berperilaku yang kurang diharapkan maka teknik “adik tidak kasihan sama mama” suatu ungkapan yang sering diutarakan oleh orang tua, kurang berhasil dalam meyakinkan dia. Dia adalah tipe anak yang apabila diberi janji maka ia juga kuat sekali dalam menagih janjinya. Menghadapi anak yang demikian maka lebih efektif dengan ia mengutarakan janji. Hendaknya orang tua tidak cepat mengambil kesimpulan manakala anak bersedia patuh dengan anggukan kepala, karena makna anggukan kepala bagi anak belum tentu sama dengan orang tuanya. Janji tersebut harus diutarakannya secara lisan. “bukankah apa yang keluar dari mulut adalah ungkapan yang berasal dari hatinya”.

Disinilah letak perbedaannya, dimana tidak semua fingerprint test sama. Anak yang dominan belajar secara visual maka lebih baik ia menggunakan gambar atau warna. Buku hendaknya beli yang baru, dimana buku warisan kurang efektif dan dapat mengganggu emosi anak terutama bagi anak yang karakter visualnya akurat terhadap perbedaan warna dan garis. Anak yang demikian hendaknya minimal sehari sekali memijat hidung atasnya dan membuat lingkaran diseputar mata, serta menggunakan tangannya membentuk angka delapan tidur sebelum membaca atau ketika mengalami kesulitan mencerna materi yang dibacanya, terutama bagi mereka yang middle brain maka lebih banyak latihan keseimbangan yang dibutuhkan (brain gym, prof P. Denison).

Oleh karena itu apabila anda ingin mengikut sertakan anak pada fingerprint test, tanyakan lebih dulu tentang kemampuan analyst dalam membaca sidik jari anda dan membaca karakter anda. Bila ia menyampaikan bahwa anda tergolong orang yang baik, bisa mengalah, cenderung menghindari konflik terbuka, maka tanyakan lebih lanjut. Gaya memimpin anda adalah layaknya sebagai keluarga, menyukai harmoni dan cenderung menegur dengan berdasarkan atas peraturan bukan ketidak setujuan anda atas penyimpangan yang terjadi, lanjutkan. Namun dalam berbicara anda tergolong orang yang suka berbicara langsung tanpa berbelit, atau orang bilang “to The Point”, cenderung menyukai situasi formal dan persiapan yang matang sebelum berbicara serta lebih menyukai berbicara berdasar data maka... lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan sampai anda meyakini bahwa akurasinya sampai dengan 90%. Anda sendiri yang membuktikan tingkat akurasi dari fingerprint test tersebut. Mengenai akurasi dalam mengidentifikasi inteligensi tentunya anda dapatkan ketika konsultasi dengan psikolog atau analyst fingerprint dengan memahami gejala tentang kecerdasan tersebut dikatakan tinggi.

Demikian yang bisa kami sumbangkan agar kita semua bisa memilih dengan tepat.

Nb. Anda bisa dapatkan info detail multiple inteligence by fingerprint analysis melalui CD kami, atau permintaan anda melalui email akan kami kami kirimkan free.

Salam Sukses selalu
Drs.psi. Reksa Boeana